Minggu, 28/04/2024 04:23 WIB

60 Persen Kematian di AS Disebabkan Overdosis Opium

Temuan ini berasal dari sebuah penelitian yang meneliti latar belakang medis lebih dari 13.000 pria dan wanita yang meninggal akibat overdosis opioid antara tahun 2001 dan 2007

Ilustrasi mayat

Jakarta - Sebuah penelitian yang dilakukan Columbia University Medical Center 28 November di American Journal of Psychiatry, menyebutkan lebih dari 60 persen kematian di Amerika Serikat lantaran overdosis opioid atau opium (sejenis obat-obatan penghilang rasa nyeri, Red) yang membuat orang-orang yang menderita sakit kronis. Bahkan banyak dari mereka juga mengalami depresi.

Temuan ini berasal dari sebuah penelitian yang meneliti latar belakang medis lebih dari 13.000 pria dan wanita yang meninggal akibat overdosis opioid antara tahun 2001 dan 2007.

"Sering terjadi sakit kronis dan penyakit kesehatan mental diobati dengan menggunakan opium dengan dosis berlebihan di klinik yang mengobati pasien dengan rasa sakit kronis dan masalah kesehatan mental," kata Dr. Mark Olfson, seorang profesor psikiatri. di Columbia University Medical Center.

"Strategi seperti itu dapat meningkatkan intervensi klinis dini pada pasien yang berisiko tinggi mengalami overdosis opioid fatal dan berujung pada kematian," lanjutnya.

Jumlah orang Amerika yang meninggal akibat overdosis opioid empat kali lipat dari tahun 1999 sampai 2015, menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit A.S.

Untuk mengetahui persentase kematian sakit kronis, para peneliti memusatkan perhatian pada peserta Medicaid yang telah meninggal setelah overdosis. Lebih dari separuh dari 13.000 yang termasuk dalam analisis tersebut telah didiagnosis menderita sakit kronis di tahun sebelum mereka meninggal. Kira-kira sepertiga telah didiagnosis dengan gangguan penggunaan obat pada tahun itu.

Selain itu, lebih dari setengahnya telah memenuhi resep untuk opioid atau benzodiazepin (obat penenang atau depresan). Menggabungkan keduanya sangat berisiko, karena dapat menyebabkan kasus pernapasan sangat dangkal yang dikenal sebagai "depresi pernapasan," kata periset.

Namun, kurang dari 1 dari 20 orang yang termasuk dalam analisis secara khusus telah didiagnosis memiliki gangguan penggunaan opioid selama bulan terakhir kehidupan mereka.

"Memperbaiki retensi pengobatan, dengan penanganan kontinjensi atau intervensi perilaku efektif lainnya, dapat membantu menurunkan risiko overdosis fatal pada pasien ini," kata Olfson.

KEYWORD :

Amerika Kesehatan Opium




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :