Senin, 29/04/2024 11:49 WIB

Bidik Investasi Sektor Infrastruktur Maritim, KBRI Madrid Gelar Forum Bisnis

Kepala Otoritas Pelabuhan Vigo, Enrique Cesar Lopez Velga  sepakat  meningkatkan kerja sama pengembangan infrastruktur pelabuhan transit di Indonesia.

Dubes RI di Spanyol, Yuli Mumpuni Widarso (tengah baju abu-abu) berfoto bersama usai meninjau dan bertemu Kepala Otoritas Pelabuhan Vigo, Spanyol

Vigo - Dalam rangka mendukung terwujudnya pembangunan infrastruktur maritim yang diprioritaskan  Pemerintah Republik Indonesia 2015 - 2019, dan menyambut kebijakan Pemerintah Kerajaan Spanyol tentang ”Internasionalisasi Perusahaan – perusahan Spanyol ke Pasar Non-Konvensional,”  serta menyikapi penurunan realisasi investasi Spanyol ke Indonesia tahun 2016 (turun sebesar US$ 6 juta  dibandingkan tahun 2015), KBRI Madrid menyelenggarakan  Forum Bisnis bertema ”Peluang Bisnis pada Pembangunan Infrastruktur Maritim di Indonesia: Memperkuat Kemitraan.”  Kegiatan digelar di kota pelabuhan Vigo, Spanyol, pada 29 Juni – 1 Juli 2017.

Format acara yang diselenggarakan bekerja sama dengan Kantor Pengacara Antonio Vinal & Co. Abogados,  meliputi kunjungan ke Perusahaan Galangan Kapal Freire, Cardama, dan Frigorifigos de Vigo. Selain itu, diadakan  Jamuan Santap Malam Bisnis (29 Juni 2017), Seminar dan Sesi Business to Business Meeting (30 Juni 2017) serta kunjungan ke Pelabuhan Vigo (1 Juli 2017).

Seminar diikuti  75 pemimpin perusahaan setingkat Chief Executive Officer (CEO),  yang merupakan klien dari Kantor Pengacara Antonio Vinal & Co. Abogados,  bergerak di bidang industri galangan kapal (shipyard), logistik, asuransi, pariwisata bahari (cruise), pengolahan ikan, asosiasi perusahaan kapal ikan, asosiasi perusahaan galangan kapal, dan otoritas pelabuhan. Dipilihnya kota pelabuhan Vigo sebagai lokasi  promosi investasi di sektor infrastruktur maritim,   karena Vigo merupakan pusat industri perikanan dan perkapalan Spanyol.

Di Vigo, terdapat perusahaan produk perikanan terbesar di Spanyol,  Pescanova dan  Kantor Pusat Konfederasi Perusahaan-perusahaan Hasil Laut Spanyol  (CONSEMAR),  serta Kantor Pusat European Fisheries Control Agency. Selain itu, Vigo sebagai   pusat industri galangan kapal terbesar di Spanyol, adalah  lokasi penyelenggaraan  pameran dwitahunan industri perkapalan terbesar di Eropa (Navalia International Shipbuilding Exhibition), pameran terakhir digelar pada Mei 2016 dan diikuti  750 perusahaan dari 90 negara.

Dubes RI untuk Spanyol, Yuli Mumpuni Widarso mengatakan, Vigo menjadi   tantangan tersendiri bagi KBRI Madrid. Kota Vigo selain menjadi tempat bermukim  lebih dari 100 WNI yang berprofesi sebagai Anak Buah Kapal (ABK)  di berbagai perusahaan perikanan, juga posisi Vigo yang kuat di sektor industri  kemaritiman. ¨Belum banyak perusahaan perikanan di Vigo yang berinvestasi di Indonesia. Kami harus membawa mereka untuk berinvestasi di sektor maritim,¨ kata Yuli Mumpuni, dalam siaran pers KBRI Madrid.

Menurutnya, langkah itu ditempuh sejalan dengan  kebijakan Presiden Joko Widodo yang   menetapkan pembangunan poros maritim sebagai prioritas. Ditekankan bahwa tujuan  penyelenggaraan Forum Bisnis adalah untuk menawarkan berbagai peluang investasi dan mendorong arus masuk   investasi Spanyol ke Indonesia, di bidang infrastruktur maritim, khususnya di sektor industri perikanan, industri perkapalan, dan pariwisata  bahari, serta pembangunan infrastruktur di pelabuhan transit.

Sementara itu, Deputi Infrastruktur Kemenko Maritim, Dr. Ridwan Djamaludin, dalam paparannya tentang “Indonesia, a Global Maritime Axis: The Vision and Its Implementation Plan” antara lain menyampaikan, Pemerintah Indonesia telah menetapkan pembangunan kemaritiman  difokuskan pada tiga sektor yakni, memperkuat industri-industri maritim, perikanan, dan pariwisata, yang dilaksanakan berdasarkan  pendekatan pembangunan daerah yang terintegrasi dan pembangunan infrastruktur strategis.

Lebih lanjut dikatakan,  pembangunan di ketiga sektor tersebut harus memberikan kontribusi positif pada pembangunan perekonomian nasional agar lebih efisien, merata dan mendukung industrialisasi yang memberi nilai tambah.  Kebijakan  dapat tercapai  sebab  Indonesia memiliki sektor-sektor yang mempunyai prospek positif, seperti pembangunan infrastruktur konektivitas yang mendorong tumbuhnya bisnis konstruksi, teknologi dan e-commerce, industri pariwisata, kesehatan dan properti (real estate).

Selain itu, kebijakan yang mengedepankan pendekatan pembangunan daerah yang terintegrasi difokuskan pada pembangunan di luar Pulau Jawa, yaitu di Sumatera Utara dengan tema pembangunan “Western Indonesia Economic and Business Hub for ASEAN”; Kalimantan Utara dengan tema “Energy and Mineral Hub”; Sulawesi Utara dengan tema “Pacific Rim Economic Hub”; dan Bali dengan tema “High-Tech Institution and Connectivity Infrastructure”, untuk meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global.

Khusus di bidang pembangunan infrastruktur yang menjadi   primadona   program pembangunan nasional, yang tercermin pada  peningkatan alokasi anggaran dalam APBN tahun 2015-2017 meningkat 117,7%, untuk membiayai 245 proyek pembangunan infrastruktur yang tersebar di berbagai daerah,  di antaranya,  74 ruas jalan raya, 23 jalur KA, 10 pelabuhan, 8 bandara dan 30 kawasan industri, dengan total investasi sebesar US$ 305 miliar. 

¨Nilai investasi itu mempunyai potensi keuntungan yang sangat tinggi. Di sektor infrastruktur maritim saja,  diperkirakan memberikan keuntungan sekitar US$ 1.33 triliun per tahun. Saya  yakin nilai ini akan menarik kalangan investor Spanyol,¨ kata Ridwan.

Pembicara lainnya,  Rainer Haryanto, Direktur Program, Komite Percepatan Pembangunan Infrastruktur Prioritas, Kemenko Ekonomi juga  memaparkan tentang kebijakan anggaran Pemerintah Indonesia dalam mewujudkan pembangunan  infrastruktur prioritas di seluruh Indonesia.  Menurut Rainer, pembiayaan pembangunan infrastruktur Tahun Anggaran 2015 - 2019 adalah sebesar Rp 4.800 triliun. Dari jumlah  tersebut, Pemerintah hanya menyediakan dana dari APBN dan APBD sebesar 41,3%,   BUMN  22,2% dan sisanya  sebesar 36% diharapkan dapat bersumber  dari dana swasta (investor), dan  Pembiayaan Infrastruktur Non Anggaran (PINA).

Pemerintah Indonesia, lanjutnya, juga menawarkan  skema kerjasama pendanaan yang  meliputi  investasi swasta murni, BUMN murni, Private Public Partnership (PPP) – Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU),   dan kerjasama BUMN – BUMD, serta swasta dengan skema patungan (joint venture).  ¨Pemerintah Indonesia juga  menyampaikan daftar proyek infrastruktur prioritas yang ditawarkan kepada investor asing, seperti pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung,¨ kata dia.

Topik lainnya yang disampaikan adalah menyangkut  regulasi investasi.  Kepala Desk PMA Uni Eropa Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Nurmala Martin mengatakan,  kebijakan baru BKPM dalam memberikan pelayanan kepada para investor asing, di antaranya membentuk  unit One Stop Service  (OSS)  pada Desember 2014. ¨Saat ini,  telah terbentuk di 34 OSS di  seluruh Indonesia. Kami  mengundang kalangan dunia usaha  dari Kota Vigo untuk memanfaatkan  potensi dan peluang yang tersedia di Indonesia. Kami yakin nilai investasi Spanyol di Indonesia akan meningkat dan makin banyak perusahaan Spanyol yang beroperasi di Indonesia,¨ ujar Nurmala.

Optimisme  juga disampaikan  Antonio Vinal. Dia  menyatakan  Indonesia mempunyai prospek bisnis menyusul diberlakukannya sejumlah aturan yang memudahkan  Penanaman Modal Asing (PMA). Paket Kebijakan Ekonomi I-XV yang diluncurkan Pemerintahan Presiden Joko Widodo,  menawarkan insentif dan  fasilitas  untuk memperlancar pelaksanaan investasi  asing. ¨Kami  siap  mendampingi perusahaan Spanyol  berinvestasi di Indonesia,¨ jelasnya.

Ketua Fishing Fleet Association Vigo, Javier Touza,   yang siap memimpin delegasi bisnis ke Jakarta,  pada  September mendatang.   Bahkan, Direktur Centunion, Eliseo Almela Barbarroja mengibaratkan bahwa para pelaku bisnis  seperti semut. Pemimpin perusahaan konstruksi yang telah 41 tahun beroperasi di Indonesia itu mengatakan, semut-semut  akan mengerubuti  tempat-tempat dimana pun yang ada gula.  ¨Indonesia itu seperti gula. Negeri ini akan menjadi daya tarik investor asing, karena ada gula di sana. Di mana ada gula, di situ ada semut,¨ kata Eliseo.

Sementara itu, Dubes Yuli Mumpuni Widarso didampingi  Deputi Infrastruktur Kemenko Maritim, Dr. Ridwan Djamaludin, dalam pertemuan dengan Kepala Otoritas Pelabuhan Vigo, Enrique Cesar Lopez Velga  sepakat  meningkatkan kerja sama pengembangan infrastruktur pelabuhan transit di Indonesia. KBRI Madrid optimistis penyelenggaraan Forum Bisnis Investasi Infrastruktur Maritim di Kota  Vigo  akan meningkatkan kemitraan erat antara pelaku usaha  Spanyol dan Indonesia.

KEYWORD :

KBRI Madrid forum bisnis maritim




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :