Minggu, 28/04/2024 03:00 WIB

Menteri PUPR Dorong Pengembangan Industri Precast Nasional

Precast dianggap memiliki keunggulan lebih terstandarisasi secara kualitas dan aman digunakan.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (baju putih dua dari kanan) meninjau PT. KJ

Padang – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendorong penggunaan teknologi beton pra cetak (precast). Precast dianggap memiliki keunggulan lebih terstandarisasi secara kualitas dan aman digunakan.

Hal itu ditekankan oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat berkunjung ke PT. Kunango Jantan (PT. KJ) Sumatera Barat, yang beroperasi membuat komponen bangunan seperti beton pra cetak, struktur baja, tiang besi, cinder block, blok beton, serta pipa galvanis.

“Ini merupakan usaha padat karya dan padat modal yang sangat baik, momentumnya tepat dan sejalan dengan langkah pemerintah yang sedang giat fokus membangun infrastruktur. Tentunya sangat menggerakkan ekonomi, khususnya di Sumbar (red, Sumatera Barat),” kata Menteri Basuki didampingi Gubernur Sumbar Irwan Prayitno dan Direktur Utama PT. KJ Asril, Rabu (17/5), di Padang.

Sementara Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wilayah III Syaiful Anwar mengungkapkan Kementerian PUPR dalam pembangunan Jalan Padang by pass juga menggunakan produk PT. KJ, seperti lampu jalan dan U-Ditch.

"Dengan produk lokal, kita bisa menekan biaya untuk beton precast, dengan kualitas yang bagus dan sesuai spesifikasi. Dalam hal ini PT. KJ selaku industri lokal bisa memenuhi kebutuhan kami," tutur Syaiful.

Perkembangan Industri Pra Cetak

Permintaan (demand) beton pra cetak nasional saat ini juga telah meningkat pesat melebihi kapasitas pasokan, sehingga sudah saatnya kapasitas industri beton pra cetak ditingkatkan. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR, kapitalisasi Industri beton pra cetak tahun 2014 sekitar 16,61 persen dari total pekerjaan beton nasional. Porsi ini akan terus didorong hingga mencapai 30 persen pada tahun 2019.

Namun di tengah meningkatnya permintaan pasar, geliat industri beton pra cetak masih terkendala sejumlah masalah diantaranya, sedikitnya produksi semen tipe-1 (ordinary cement) dan belum banyak produsen baja strand (post tension) dalam negeri sebagai bahan baku untuk mendukung instalasi beton pra cetak.

Dari sisi produksi, kapasitas produksi beton pra cetak saat ini masih sangat terbatas, ditambah dengan faktor biaya logistik transportasi yang menjadikan biaya mahal. Berdasarkan data Ikatan Ahli Pracetak dan Prategang Indonesia (IAPPI) tahun 2016, total kapasitas produksi dari 56 pabrik beton pra cetak di seluruh Indonesia adalah 25,4 juta ton per tahun atau rata-rata produksi satu pabrik 454.499 ton per tahun. Sementara kebutuhan terus meningkat lima kali lipat di atas kemampuan produksi industri beton pra cetak

KEYWORD :

Kementerian PUPR Basuki Hadimuljono Precast




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :