Kamis, 09/05/2024 18:10 WIB

Studi: Tingkat Pendidikan dan Ekonomi Pengaruhi Pengasuhan Anak

Studi ini menemukan bahwa orang tua dengan pendidikan yang lebih tinggi memiliki kesadaran yang lebih baik untuk menstimulasi anak dengan membacakan buku.

Ilustrasi pengasuhan anak (Foto: Ist/Tanoto Foundation)

Jakarta, Jurnas.com - Penelitian yang dilakukan Tanoto Foundation bekerja sama dengan School of Parenting menemukan bahwa perbedaan tingkat pendidikan, ekonomi, dan tempat tinggal pengasuh berpengaruh pada optimalnya pengasuhan anak.

Studi ini menguatkan Laporan Anak Usia Dini 2021 yang membeberkan bahwa empat dari 10 anak usia dini di Indonesia mengalami kesalahan pola asuh, sehingga menyebabkan 5.604 kasus kekerasan terhadap anak, dengan 730 korbannya anak usia 0 hingga 5 tahun.

Laporan berjudul `Optimizing Child Development Through the First Three Years: The Important of Responsive Parenting and Early Learning Stimulation` dipaparkan dalam acara Asian Conference on Psychology & the Behavioral Science (ACP) 2024 ke-14 di Tokyo, Jepang pada 29 Maret 2024 lalu.

"Semakin tinggi tingkat pendidikan dan ekonomi orang tua atau pengasuh, cenderung semakin baik pula kualitas pengasuhan terhadap anak. Pengasuh dengan pendidikan yang lebih tinggi memberikan permainan yang lebih bervariasi, seperti mainan fisik-motorik, edukatif, dan imajinatif seperti bermain peran, yang memberikan kesempatan anak bermain secara konstruktif," terang ECED Ecosystem Lead Tanoto Foundation, Fitriana Herarti dalam siaran pers pada Rabu (3/4).

"Sedangkan sebaliknya pengasuh dengan pendidikan dan ekonomi yang lebih rendah memberikan lebih banyak aktivitas fisik seperti berlari, menarik, dan mendorong yang hanya melatih motorik," sambung dia.

Orang tua dengan pendidikan yang lebih tinggi memiliki kesadaran yang lebih baik untuk menstimulasi anak dengan membacakan buku. Hanya 21,4 persen dari responden yang membacakan kepada anaknya minimal tiga kali seminggu, sedangkan 56,6 persen orang tua tidak pernah membacakan buku kepada anaknya.

"Temuan ini juga senada dengan rendahnya tingkat literasi di Indonesia yang juga perlu ditingkatkan," ungkap Fitriana.

Pemberian materi belajar juga menjadi temuan dari studi ini, karena objek belajar merupakan media penting dalam menunjang proses belajar anak. Belajar dalam konteks ini adalah kesempatan anak memahami lingkungan sekitar melalui inderanya dan eksplorasi terhadap lingkungan sekitarnya. Jadi bukan belajar dalam sistem pendidikan yang terstruktur, misal di PAUD.

"Ruangan khusus untuk bermain atau belajar, alat belajar, dan mainan sebagian besar dapat diakses oleh responden yang berdomisili di perkotaan, sedangkan tidak lebih dari 29 persen pengasuh yang tinggal di pedesaan memiliki atau dapat memberikan materi pembelajaran kepada anaknya," terang Dhisty Azlia Firnandy dari School of Parenting.

Di luar semua itu, pengetahuan pengasuh menjadi faktor pendukung lain dalam terciptanya pengasuhan yang optimal. Dhisty studi menemukan 44 persen orang tua kurang memahami pemberian stimulasi sesuai usia anak.

"Hal ini karena pengetahuan tentang tumbuh kembang dan stimulasi anak yang mereka miliki masih rendah," lanjut Dhisty.

Country Head Tanoto Foundation Indonesia, Inge Kusuma, mengatakan bahwa studi ini merupakan salah satu bentuk komitmen Tanoto Foundation untuk meningkatkan pengasuhan anak usia dini untuk pengembangan kualitas sumber daya manusia di Indonesia di masa depan.

"Kami harap studi ini juga dapat memunculkan studi-studi lain di bidang pengembangan, pengasuhan dan pendidikan anak usia dini yang berkontribusi kepada peningkatan kualitas pola pengasuhan anak usia dini di Indonesia," ucap Inge.

Sementara itu, Founder School of Parenting, I Gede Dharma Putra mengatakan bahwa hasil penelitian ini membuktikan adanya kebutuhan orang tua untuk meningkatkan ketrampilan pengasuhan, sehingga anak dapat tumbuh kembang optimal.

"Kami berharap ke depan akan semakin banyak penelitian dan program-program intervensi untuk meningkatkan kemampuan pengasuhan pada orang tua, dan School of Parenting bisa terlibat berkolaborasi dan berkontribusi," kata Gede.

Diketahui, studi ini dilakukan di tiga kota di Indonesia yaitu DKI Jakarta, Pandeglang, dan Kupang, dengan melibatkan 1.200 orang tua pada Februari hingga Maret 2023.

Studi ini menggunakan instrumen HOME (Home Observation Measurement Environment/Pengukuran Observasi Rumah dan Lingkungan) yang diadaptasi sesuai konteks Indonesia.

KEYWORD :

Parenting Pengasuhan Anak Tanoto Foundation




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :