Jum'at, 10/05/2024 04:52 WIB

Tingkatkan Produksi Usaha Tani, Kementan Latih Petani Food Budgeting

Tingkatkan Produksi Usaha Tani, Kementan Latih Petani Food Budgeting

BPPSDMP Kementan menggelar Pelatihan Food Budgeting bagi Penyuluh dan Fasilitator Desa di wilayah Program READSI Angkatan VIII dan IX, yang berlangsung dari tanggal 14 -16 Maret 2024. (Foto: Kementan)

Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Pertanian (Kementan) terus fokus dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan SDM Pertanian baik penyuluh maupun petani.

Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) menggelar Pelatihan Food Budgeting bagi Penyuluh dan Fasilitator Desa di wilayah Program Rural Empowerment and Agricultural Development Scalling-up Innitiative (READSI) Angkatan VIII dan IX yang berlangsung dari tanggal 14 -16 Maret 2024.

Pelatihan diadakan untuk meningkatkan pengetahuan petani dalam upaya peningkatan produksi usaha taninya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menekankan bahwa salah satu kunci keberhasilan pembangunan pertanian adalah produktivitas. Sedangkan untuk mendorong peningkatan produktivitas perlu didukung oleh SDM Pertanian yang mumpuni.

“Jadi, peningkatan produktivitas itu bukan hanya karena pupuk, bukan karena alat mesin pertanian (Alsintan), bukan karena benih. Akan tetapi, peningkatan produktivitas pertanian juga ditentukan oleh kapasitas SDM pertaniannya," sebut Dedi.

Sementara Kepala Pusat Pelatihan Pertanian (Puslatan), Muhammad Amin, saat membuka pelatihan secara daring, mengatakan bahwa kondisi pangan dunia saat ini sedang tidak baik-baik saja, termasuk juga mengalami retriksi atau pembatasan. Di beberapa negara sudah tidak lagi mengimpor komoditasnya, termasuk negara Indonesia sedang mengalami penurunan produksi pangan.

Oleh karena itu, lanjutnya, Kementan sedang mengupayakan langkah-langkah strategis percepatan di sektor pertanian, agar kebutuhan pangan dalam negeri terpenuhi dan tercukupi.

“Melalui program optimalisasi lahan yang saat ini telah bergulir di seluruh Indonesia, Program peningkatan areal tanam, dan Program peningkatan indeks pertanaman dan pompanisasi, agar supaya kebutuhan pangan tetap tersedia ketika dibutuhkan masyarakat,” kata Amin.

Pemenuhan Kebutuhan pangan yang baik untuk menjamin kecukupan gizi masyarakat menjadi tantangan Kementan. “Maka dari itu Program Upsus (upaya khusus plus) yang pernah kita lakukan akan kita lanjutin, tingkatkan, dan kita terus produksi agar pangan kita selalu tersedia,” kata Amin.

Lebih lanjut, Amin mengatakan bahwa pertanian menjadi sector kunci untuk mewujudkan status gizi lebih optimal bagi masyarakat.

Sesuai dengan komponen 1 program READSI, yaitu Pengembangan Pertanian dan Mata pencaharian di Perdesaan serta subkomponen 1.4 Perbaikan Gizi Keluarga, maka keluarga kelompok tani merupakan sasaran yang nyata dan penting untuk intervensi kegiatan.

“Terkait hal ini, pelatihan seperti ini merupakan metode yang tepat, yang dapat menjangkau petani, penyuluh dan insan pertanian lainnya di seluruh Indonesia. Pemahaman tentang pengelolaan anggaran pangan diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan dan kualitas gizi keluarga petani serta menjawab tantangan perkembangan pertanian saat ini,” kata Amin.

Sementara itu, Manajer READSI, Andi Amal Hayat mengatakan, upaya pemenuhan gizi seimbang pada keluarga petani, berdasarkan kemampuan dan sumberdaya yang dimiliki, dapat dilakukan melalui pengelolaan anggaran pangan.

“Kemampuan mengelola anggaran pangan menjadi faktor penting, untuk bagaimana menggambarkan daya beli masyarakat kita terhadap kebutuhannya yang cukup, aman dan bergizi,” ujarnya.

Karena itu, lanjut Andi, pelatihan ini diselenggarakan agar peserta pelatihan mampu meningkatkan kapasitasnya dalam menyusun anggaran, dan mampu memfasilitasi pelatihan anggaran pangan bergizi bagi keluarga petani di wilayah sasaran program READSI.

Sebagai informasi, pelatihan ini diselenggarakan secara serentak di 5 Provinsi, yaitu Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Gorontalo, dan Nusa Tenggara Timur.

Pelatihan diikuti 488 peserta, yang terdiri dari 244 penyuluh pertanian dan 244 fasilitator desa berasal dari 15 kabupaten di lokasi program READSI.

KEYWORD :

Kementerian Pertanian BPPSDMP Dedi Nursyamsi Petani Food Budgeting Usaha Tani




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :