Minggu, 19/05/2024 03:35 WIB

Optimalkan Pertanian Organik, Kementan Latih Petani Teknik Bio Input

Optimalkan Pertanian Organik, Kementan Latih Petani Teknik Bio Input

Pelatihan Teknis Bio Input Bagi Petani. (Foto: Kementan)

Gorontalo, Jurnas.com – Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar Pelatihan Teknis Bio Input Bagi Petani Program Rural Empowerment Agriculture Development Scaling up Innitiative (READSI) angkatan VII.

Kegiatan yang digelar pada tanggal 18-26 Februari 2024 di Gorontalo ini, bertujuan meningkatkan pengetahuan petani dalam mengoptimalkan sumber daya organik di sekitar untuk menggenjot produksi pertanian, sekaligus guna menopang ketahanan dan keamanan pangan.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, pangan merupakan aspek strategis yang wajib dibangun bersama. Karenanya, dalam berbagai kesempatan ia terus mengimbau seluruh insan pertanian agar selalu bahu-membahu menjaga ketahanan pangan.

“Insan pertanian harus bergerak cepat mengambil bagian menjaga ketahanan pangan. Krisis pertanian akan menjadi krisis politik dan membuat pemerintah sulit berkembang, karena itu kita harus jaga bersama,” ujar Mentan Amran.

Sementara itu, Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi menegaskan bahwa ketahanan pangan adalah suatu keniscayaan.
"Ketahanan pangan bisa meningkatkan kesejahteraan petani. Ini adalah bentuk apresiasi bagi petani yang tak kenal lelah menjaga ketahanan pangan," ujarnya.

Untuk menjaga ketahanan pangan tersebut, lanjut Dedi, seluruh insan pertanian harus melestarikan sumber daya alam, khususnya lahan pertanian, dengan tidak merusak unsur hara yang terdapat pada tanah.

“Kelestarian sumber daya lahan pertanian dan mutu lingkungan serta keberlanjutan sistem produksi merupakan hal yang kritikal bagi usaha pertanian di negara tropis, termasuk Indonesia,” ujar Dedi.

Selain itu, Dedi juga mengatakan penggunaan sarana agrokimia yang berdosis tinggi telah mengubah keseimbangan ekosistem, mencemarkan air dan tanah, serta meningkatkan intensitas gangguan hama penyakit. Hal-hal tersebut mengancam kerberlanjutan sistem produksi pertanian.

Bio-Input merupakan sistem pertanian dengan menggunakan teknologi keanekaragaman hayati untuk pengembangan sumber daya pertanian berkelanjutan, melalui sistem ekologi dan biosfer, pembangunan kemasyarakatan, dan pembangunan ekonomi (agribisnis).

“Pertanian Bio Input ini merupakan input pertanian yang ramah lingkungan menggunakan sumber daya yang ada di sekitar yang mendukung produksi pertanian, peningkatan ekonomi dan pelestarian sumber daya alam, serta kemandirian dan kesejahteraan petani secara berkelanjutan,” ujar Dedi.

“Pertanian organik dapat menjadi pertanian yang ramah lingkungan dengan tidak tergantung pada bahan kimia,” imbuh dia.

Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, Nazir Nees menambahkan, banyak tanaman liar yang dapat digunakan sebagai bahan baku dalam membuat pupuk organik.

Ia pun mengajak peserta pelatihan Bio Input untuk mengamalkan sekaligus menyebarluaskan ilmu yang mereka dapat dari pelatihannya.

"Peserta pelatihan Bio Input kali unik, karena mayoritas yang ikut ibu-ibu. Saya berharap bapak/ibu dapat mentrasfer materi yang didapat kepada rekannya yang tidak mengikuti pelatihan ini,” ujarnya saat menutup kegiatan pelatihan Bio Input Bagi Petani Program READSI angkatan VII, Senin (26/2/2024).

Salah satu peserta pelatihan yang juga sebagai Ketua Kelompok Wanita Tani dari Huntu Barat, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Nila Kusuma mengaku bersyukur dapat mengikuti pelatihan ini.

“Pelatihan Bio input ini sangat bermanfaat bagi saya sebagai pemula di program READSI. Dengan adanya pelatihan selama 1 minggu ini memberikan banyak tambahan pengetahuan yang ternyata ada banyak yang bisa kita manfaatkan untuk membuat kompos di sekitar kita, sehingga kita tidak perlu lagi tergantung dengan produk kimia,” ujarnya.

Nila berharap semoga pelatihan seperti ini bisa terus diadakan untuk menambah pengetahuan petani dan membuat petani makin memahami bahwa untuk meningkatkan produksi pertanian tidak mesti bergantung ke produk kimia.

KEYWORD :

Kementerian Pertanian Dedi Nursyamsi Andi Amran Sulaiman Bio Input




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :