Rabu, 15/05/2024 08:26 WIB

Tinjau Pabrik di Bojonegoro, Ketua DPR Bangga Bertemu Banyak Gadis Kretek

Seperti halnya di serial film, para pekerja di pabrik pelintingan rokok dengan tangan ini adalah ‘Gadis Kretek’ sebab baik pihak perusahaan yang bermitra dengan MPS maupun pihak koperasi, semua mendukung gerakan emansipasi wanita. Hanya bagian urai tembakau saja yang pekerjanya adalah laki-laki.

Ketua DPR RI Puan Maharani mengunjungi pabrik pelintingan rokok di Bojonegoro, Jawa Timur, yang memproduksi jenis Sigaret Kretek Tangan (SKT). (Foto: Humas DPR)

Jakarta, Jurnas.com - Ketua DPR RI Puan Maharani mengunjungi pabrik pelintingan rokok di Bojonegoro, Jawa Timur, yang memproduksi jenis Sigaret Kretek Tangan (SKT). Ia pun bangga karena mayoritas pekerja di pabrik ini adalah perempuan alias ‘Gadis Kretek’.

Puan datang ke Mitra Produksi Sigaret (MPS) di Bojonegoro pada Jumat (19/1). Kedatangannya disambut meriah oleh pegawai MPS yang tergabung dalam Koperasi Karyawan Redrying Bojonegoro (KAREB).

Di awal kunjungannya, Puan mendapat pemaparan mengenai profil perusahaan dari pihak manajemen, Elvira Lianita dan Direktur KAREB, Sriyadi Purnomo. Dari pemaparan tersebut, diketahui 99 persen pegawai Koperasi KAREB di MPS adalah perempuan.

Seperti halnya di serial film, para pekerja di pabrik pelintingan rokok dengan tangan ini adalah ‘Gadis Kretek’ sebab baik pihak perusahaan yang bermitra dengan MPS maupun pihak koperasi, semua mendukung gerakan emansipasi wanita. Hanya bagian urai tembakau saja yang pekerjanya adalah laki-laki.

Setelah pemaparan, Puan kemudiam masuk ke area produksi untuk melihat proses penggilingan (melinting) dan packing yang semuanya dilakukan oleh para ‘Gadis Kretek’. Ratusan pekerja yang sedang melaksanakan proses produksi pun berhenti bekerja sesaat untuk menyapa Puan.

Para ‘Gadis Kretek’ itu tampak sangat senang karena dikunjungi Puan. Mereka berebut bersalaman dan meminta berfoto bersama dengan cucu Bung Karno itu.

“Sehat semua ibu-ibu?” sapa Puan sebagaimana disebutkan dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi.

Tak hanya menyapa, mantan Menko PMK tersebut juga sesekali bertanya kepada karyawan mengenai sistem kerja di MPS yang merupakan mitra salah satu perusahaan rokok terkemuka di Tanah Air. Puan terlihat mengamati dan bertanya-tanya tentang proses pelintingan rokok kretek yang dilakukan di pabrik ini.

“Saya senang banget ketemu dengan ibu-ibu, bunda-bunda, mbak-mbak yang ada di sini. Terima kasih atas sambutannya, Alhamdulillah saya bisa datang ke sini bersilaturahmi,” ujarnya saat didaulat untuk memberi pesan-pesan kepada pekerja Koperasi KAREB di MPS.

Dengan 2.650 karyawan, Koperasi KAREB di MPS dapat memproduksi 2 juta batang rokok dalam sehari. Kecepatan satu orang pekerja untuk melinting rokok dengan tangan bisa mencapai 375-500 batang rokok dalam se-jam. Artinya apabila bekerja selama 8 jam, maka satu orang pekerja bisa  melinting 8.000 batang rokok dalam sehari.

Sementara dengan mesin, 1 menit dapat memproduksi 10.000 batang sehingga MPS lewat Koperasi KAREB berusaha terus melestarikan varian SKT agar usaha padat karya terus maju dan tidak terbelenggu aturan. Pabrik ini juga memiliki fasilitas drying untuk urai tembakau.

“Koperasi ini suatu koperasi yang sangat luar biasa, 99 persen pegawainya itu adalah perempuan jadi seneng banget ketemu karena saya perempuan ketemu dengan perempuan,” sebut Puan.

“Artinya perempuan harus dukung perempuan. Mendukung pemberdayaan, mendukung kesejahteraan, mendukung kerja-kerjanya, mendukung keluarga kita,” lanjut perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.

Puan mengatakan sengaja mengunjungi keluarga KAREB di MPS Bojonegoro karena ingin menunjukkan dukungannya bagi kaum perempuan. Ia mengaku juga ingin mengetahui persoalan-persoalan yang dihadapi para ‘Gadis Kretek’.

“Perempuan harus support perempuan karena kita ini punya kesamaan. Perempuan itu biasanya tangguh. Perempuan itu serba bisa. Udah kerja, ngurusin suami, ngurusin anak, ngurusin keluarganya,” jelas Puan.

“Jadi semua yang ada di sini ayo sama-sama kita lakukan tugas-tugas kita dengan baik. Kita tetap harus semangat bekerja, saya juga akan semangat bekerja membantu dalam kapasitas saya sebagai ketua DPR,” imbuhnya.

Koperasi Karyawan Redrying Bojonegoro (KAREB) di Mitra Produksi Sigaret (MPS) sendiri berawal dari proyek tertunda milik Pemerintah/Departemen Perindustrian yang dilanjutkan dengan berdirinya BUMN dengan nama Perum Pengeringan Tembakau Bojonegoro pada tahun 1971.

Pada 1976, Koperasi KAREB berdiri dan disahkan Pemerintah di tahun 1979. Koperasi KAREB kemudian membeli Perum Pengeringan Tembakau Bojonegoro ketika pemerintah pada tahun 1990 mulai melepas BUMN yang kurang potensial. Lalu pada tahun 1994, Koperasi KAREB menjalin kemitraan dengan salah satu perusahaan rokok dalam Jasa Pembuatan Rokok Sigaret Kretek Tangan (SKT) sampai saat ini.

Untuk produksi SKT, Koperasi KAREB di MPS mendapat suplai tembakau dari berbagai daerah, mulai dari Jember, Rembang, Wonogiri, sebagai salah satu dukungan untuk menyejahterakan petani tembakau. Bahan cengkeh untuk produksi SKT di MPS juga didapat dari luar Jawa.

Kepada Puan, pihak Koperasi KAREB menyampaikan harapannya agar pemangku kepentingan tetap melestarikan varian SKT sehingga tak tergerus industri. Apalagi Koperasi KAREB memiliki sejarah luar biasa karena dulu membeli Perum Pengeringan Tembakau yang dilepas Pemerintah.

Koperasi KAREB juga meminta dukungan dari DPR atas kebutuhan mereka, yakni bantuan permodalan, bantuan pembinaan, dan bantuan pemasaran. Puan menyatakan akan membantu dengan menyalurkan aspirasi tersebut kepada pihak Pemerintah sehingga Koperasi KAREB dapat semakin berkembang.

“DPR RI akan terus mendorong ketiga bantuan tersebut disediakan Pemerintah untuk koperasi,” tutup Puan.

 

KEYWORD :

Ketua DPR Puan Maharani gadis kretek Bojonegoro Mitra Produksi Sigaret KAREB




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :