Minggu, 19/05/2024 21:38 WIB

Kualitas Belajar Meningkat Berkat Platform Merdeka Mengajar

Kepala SMAN 1 Koto XI Tarusan, Yepi Herpanda menuturkan, saat ini sudah 100 persen dari total 80 guru di sekolahnya aktif di PMM

Kegiatan presstour Kemdikbudristek di SMAN 1 Koto XI Tarusan (Foto: Muti/Jurnas.com)

Padang, Jurnas.com - Kehadiran Platform Merdeka Mengajar (PMM) menjawab kebutuhan era disrupsi teknologi saat ini, dalam hal peningkatan kualitas guru di satuan pendidikan. Melalui platform ini, guru saling berbagi mengenai metode dan materi pembelajaran di dalam kelas.

Hal inilah menjadi pertimbangan seluruh guru SMA Negeri 1 Koto XI Tarusan, Pesisir Selatan, Sumatera Barat, untuk aktif di PMM sejak platform Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) itu diluncurkan oleh Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim.

Kepala SMAN 1 Koto XI Tarusan, Yepi Herpanda menuturkan, saat ini sudah 100 persen dari total 80 guru di sekolahnya aktif di PMM, baik untuk berbagi materi dan metode pembelajaran, maupun belajar untuk meningkatkan kualitas mengajar di kelas.

Tak heran, tahun ini sekolah yang berjarak dua jam dari Kota Padang tersebut memperoleh peringkat teratas nasional terkait partisipasi guru dan kepala sekolah di PMM.

"Tenaga kependidikan kami juga 94 persen sudah aktif di PMM. Jumlahnya ada 18 orang, 17 sudah aktif, tapi satu lagi sudah mutasi tapi masih terdata di sini," terang Yepi di sela-sela kunjungan tim presstour Kemdikbudristek pada Kamis (14/12) lalu.

Yepi mengakui memang tak mudah melibatkan seluruh guru supaya aktif di PMM. Sebab, mereka berasal dari berbagai kalangan usia, berbeda latar belakang pendidikan, hingga kemampuan menyerap pemahaman terkait teknologi. Namun, dia bersyukur semua punya tujuan yang sama.

"Kawan-kawan guru kami yang usianya 50 tahun ke atas, keinginan belajarnya luar biasa. Mereka tetap belajar dengan guru-guru kami yang lebih muda," tutur Yepi.

Di tahap awal, Yepi mendorong sosialisasi masif pemanfaatan PMM, kemudian dilanjutkan dengan kolaborasi antara guru-guru muda dan guru-guru tua, serta konsultasi tambahan.

"Kawan-kawan yang kemampuan IT agak di bawah, secara kontinyu konsultasi dengan yang sudah hebat. Beliau dengan sabar membimbing kawan-kawan untuk terus aktif," kata Yepi.

Dampaknya pun luar biasa menurut Yepi. Para guru kini sudah terbiasa menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, yang menjadi substansi dalam penerapan Kurikulum Merdeka di SMAN 1 Koto XI Tarusan.

"Mereka kini tidak hanya terpaku pada ceramah, tapi juga memperhatikan. Kadang ada siswa kami yang susah di fisika, lalu memberikan contoh secara lokal sebelum ke arah yang lebih kompleks," sambung dia.

Sementara itu, Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat, Suindra, menuturkan pihaknya senantiasa mendorong guru aktif di PMM untuk memperoleh sudut pandang baru dalam pembelajaran.

Saat ini, lanjut Suindra, SMAN 1 Koto XI Tarusan memiliki Berry Devanda sebagai guru paling aktif di PMM, bahkan kini menjadi instruktur bagi guru-guru di Sumatera Barat.

KEYWORD :

Platform Merdeka Mengajar SMAN 1 Koto XI Tarusan Kemdikbudristek Yepi Herpanda




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :