Kamis, 09/05/2024 09:35 WIB

Vokasi Dituntut Cepat Adaptasi Hadapi Kebutuhan Industri

Pendidikan vokasi wajib lekas beradaptasi terhadap kebutuhan industri saat ini maupun masa depan.

Talkshow Vokasifest X Festival Kampus Merdeka 2023 (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Revolusi industri yang berlangsung saat ini mengancam berbagai bidang pekerjaan yang mampu digantikan oleh teknologi. Di sisi lain, akan muncul beragam pekerjaan di bidang-bidang baru.

Oleh karena itu, pakar pemasaran sekaligus Founder and Chariman MarkPlus, Inc., Hermawan, mengatakan bahwa pemerintah memiliki tugas penting menyiapkan sumber daya manusia kompeten. Pendidikan vokasi juga wajib lekas beradaptasi terhadap kebutuhan industri saat ini maupun masa depan.

"Di dunia marketing, saya baru saja menyelesaikan buku Marketing Era 6.0, itu artinya semua bidang akan terus berkembang, mulai dari ilmu pengetahuan hingga teknologi akan terus melaju pesat," kata Hermawan dalam sesi talkshow di sela-sela Vokasifest X Festival Kampus Merdeka 2023 beberapa waktu lalu di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta.

Menurut Hermawan, tidak ada cara lain bagi setiap individu untuk terus belajar dan memperbarui kompetensi. Dia menilai Indonesia perlu memperkuat pendidikan vokasi agar terus mampu menghasilkan SDM yang relevan dengan perkembangan zaman. Urgensi tersebut semakin menguat di tengah bonus demografi yang kini sedang dirasakan oleh Indonesia.

"Pandangan saya saat ini pendidikan vokasi telah mengacu pada penguasaan keahlian tertentu," tambah Hermawan.

Meskipun demikian, Hermawan juga menekankan bahwa pendidikan vokasi jangan hanya mengejar kecakapan yang lekat dengan teknologi semata, namun juga harus dibekali dengan keterampilan dasar, seperti kepemimpinan, disiplin, dan sebagainya agar mampu menjadi solusi bagi tantangan dunia kerja di masa depan.

Salah satu alumni pendidikan vokasi yang kini sukses mendirikan perusahaan sendiri, sekaligus menjadi pembicara sesi talkshow, Arfian Fuadi, mengatakan bahwa pendidikan vokasi menjadi harapan yang penting bagi Indonesia untuk bergerak maju dan lepas dari streotip negara berpenghasilan menengah.

"Untuk menjadi negara maju kita harus menjadi negara industri. Untuk menjadi negara industri, vokasi adalah kunci utamanya," kata Arfian, pendiri D’Tech Engineering, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang teknologi dan telah membantu banyak SMK di Indonesia.

Dari pengalamannya sebagai profesional maupun sebagai pengusaha, Arfian melihat pasar-pasar tenaga kerja selalu berkembang. Menurut dia, saat ini pasar kerja telah dipenuhi oleh tenaga kerja dengan keterampilan bidang pekerjaan baru seperti teknologi, robotika dan sebagainya.

"Di masa depan, mungkin pasar kerja akan membutuhkan keterampilan lebih di bidang-bidang tersebut, penting untuk kita agar terus bergerak maju, beradaptasi dengan cepat, dan meningkatkan ketrampilan lain merespon perkembangan di dunia industri," ucap alumnus SMKN 7 Semarang tersebut.

Arfian juga menekankan bahwa pendidikan vokasi juga harus bekerja sama dengan dunia industri supaya tercipta keterhubungan dan keselerasan suplai dan permintaan SDM.

Bagi Arfian, kualitas pendidikan vokasi tidak cukup hanya membuat lulusannya siap kerja, namun juga harus membentuk tenaga kerja yang kompeten dan relevan dengan perkembangan dunia industri.

Hal tersebut setidaknya dibuktikan Arfian dari kerja sama yang dilakukannya selama ini dengan sejumlah SMK dalam proyek pembuatan kursi kereta api. D’Tech Engineering telah menjalin kolaborasi dengan sejumlah SMK untuk membuat kursi kereta api yang akan digunakan oleh PT Industri Kereta Api (PT INKA).

"Kuncinya adalah terhubungan antara pendidikan vokasi dengan dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja sehingga pendidikan vokasi akan semakin relevan dengan dunia kerja, baik saat ini maupun di masa depan," imbuh dia.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek), Kiki Yuliati, mengatakan bahwa selain menjadi tantangan, revolusi industri yang bergerak begitu cepat pada dasarnya merupakan peluang yang harus bisa dimanfaatkan.

"Melalui kebijakan Merdeka Belajar, pemerintah terus mengupayakan sistem pendidikan vokasi yang terbuka dan luwes agar dapat menyesuaikan dan beradaptasi," jelas Kiki.

"Dan juga, dengan kebijakan tersebut juga mendorong pendidikan vokasi untuk terus melahirkan terobosan pembelajaran, mengajarkan keterampilan yang tidak hanya berguna untuk hari ini, namun juga berguna bagi masyarakat, dunia usaha dan dunia industri. Dengan demikian, pendidikan vokasi akan terus relevan sampai kapan pun," tambah dia.

KEYWORD :

Vokasi Revolusi Industri Kiki Yuliati Ditjen Diksi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :