Rabu, 15/05/2024 00:56 WIB

Syahrul Yasin Limpo Imbau Kepala Daerah Petakan Wilayah Rawan Terdampak El Nino

Khusus daerah yang masih memiliki ketersediaan air agar segera melakukan percepatan tanam.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo. (Foto: Kementan)

JAKARTA, Jurnas.com - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo meninjau tanam padi dalam Gerakan Nasional (Gernas) Penanganan Dampak El Nino di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (12/8).

Berdasarkan data Badan Pertanahan Nasional (BPN), luas tanam setahun se-Kota Mataram adalah 3.493 hektare dan luas baku sawah 1.472 hektare dengan komoditas padi. Perkiraan luas panen padi periode Januari-September 2.008 ha dan perkiraan produksi 13.107 ton GKG.

Dia mengatakan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah upaya dalam mengantisipasi dan adaptasi dampak El Nino, yakni identifikasi dan mapping lokasi terdampak kekeringan, serta mengelompokkan menjadi daerah merah, kuning dan hijau.

Untuk itu, dia meminta kepada seluruh jajaran pemerintah daerah untuk segera mendata wilayah-wilayah yang rawan terdampak El Nino. Khusus daerah yang masih memiliki ketersediaan air agar segera melakukan percepatan tanam.

"Kemudian peningkatan ketersediaan air dengan membangun atau memperbaiki embung, dam parit, sumur dalam, sumur resapan, rehabilitasi jaringan irigasi tersier dan pompanisasi," kata SYL, sapaan Mentan Syahrul, pada kegiatan tersebut.

"Kita melawan el nino ini juga dengan penyediaan benih tahan kekeringan dan hama penyakit, program 1.000 hektar adaptasi iklim, pengembangan pupuk organik, dukungan pembiayaan KUR dan Asuransi Pertanian, serta penyiapan lumbung pangan sampai level desa," sambungnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi NTB, Muhammad Taufieq Hidayat mengatakan, pihaknya terus berupaya meningkatkan hasil panen serta mengantisipasi dampak iklim el nino.

"Semoga dampaknya tidak terlalu terasa di wilayah kami," ujarnya.

Selain NTB, Gernas Penanganan Dampak El Nino juga digelar di sejumlah provinsi lainnya selama periode Agustus-Oktober 2023. Kementan menargetkan lokasi Gernas El Nino dilaksanakan di lahan seluas 500.000 hektare di 10 provinsi yang terdiri dari 6 provinsi utama dan 4 provinsi pendukung.

Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menyampaikan bahwa Gernas El Nino di NTB ini diarahkan pada lahan potensial untuk meningkatkan indek pertanaman padi dengan padi genjah dan tahan kekeringan.

NTB yang dikenal dengan bumi gora (bumi gogo rancah) bertanam padi selain di lahan sawah, juga dikembangkan di lahan kering.

"Budidaya tumpangsari dan pertanian terpadu sudah berkembang di petani," sebutnya.

Suwandi berharap petani bisa melakukan efisiensi biaya dan menggunakan input dari bahan organik dan alami sehingga ramah lingkungan. Ini sebagai perwujudkan dari prinsip pertanian berkelanjutan.

"Tadi Bapak Menteri memimpin langsung pembuatan biosaka dan diikuti oleh berbagai pihak cukup meriah. Biosaka ini adalah hal yang baru, bukan pupuk dan bukan pestisida, tetapi elisitor yang bermanfaat bagi lahan dan pertanaman untuk tumbuh dan berproduksi, diharapkan biosaka ini segera menyebar ke seluruh petani, dipraktekkan dan menikmati manfaatnya" jelas Suwandi.

Tak hanya menanam padi, kunjungan Mentan SYL di Kota Mataram juga dilanjutkan dengan peninjauan langsung ke lokasi pengolahan hasil sorgum di Tabeta Sorgum – Selagalas.

KEYWORD :

Cuaca Ekstrem El Nino Syahrul Yasin Limpo Nusa Tenggara Barat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :