Sabtu, 04/05/2024 13:47 WIB

Dongkrak Produksi Nasional, Kementan Tingkatkan Kapasitas Petani di Jeneponto

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan, sektor pertanian paling rentan terhadap perubahan iklim karena berpengaruh terhadap pola tanam, waktu tanam, indeks pertanaman, produksi, dan kualitas hasil.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo. (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian (Kementan) terus meningkatkan kapasitas dan kemampuan petani dalam upaya peningkatan produksi usaha taninya.

Peningkatan pengetahuan petani ini dilakukan melalui Sekolah Lapang di Kabupaten Jeneponto, yang merupakan salah wilayah program Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling-up Initiative (READSI).

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan, sektor pertanian paling rentan terhadap perubahan iklim karena berpengaruh terhadap pola tanam, waktu tanam, indeks pertanaman, produksi, dan kualitas hasil.

Dampak El Nino pada sektor pertanian, antara lain kegagalan panen dan tanaman, penurunan indeks pertanaman, kerusakan sumber daya lahan pertanian, dan peningkatan intensitas gangguan organisme pengganggu tanaman.

"Oleh karena itu Sekolah Lapang ini diharapkan dapat membantu petani di wilayah Program READSI khususnya di Kabupaten Jeneponto dalam mengimplementasikan teknik mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim guna meningkatkan produksi pertanian," tutur Mentan Syahrul.

Selanjutnya disampaikan Mentan Syahrul bahwa kinerja subsektor budidaya sangat penting untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian yang selanjutnya diharapkan dapat mengurangi ketergantungan impor dan bahkan meningkatkan ekspor.

"Upaya ini dapat diwujudkan dengan peningkatan efisiensi melalui penerapan smart farming dan integrated farming ataupun ekstensifikasi melalui program food estate dan urban farming serta program lain dari Kementan," ujarnya.

Akan tetapi, lanjut Mentan Syahrul, untuk mewujudkan itu semua memerlukan kualitas dan kuantitas SDM pertanian yang memadai sebagai pelaku utama dan pelaku pendukung.

Sementara itu, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi menambahkan, Sekolah Lapang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas petani Program READSI di Kabupaten Jeneponto dalam upaya peningkatan produksi usaha tani sesuai dengan komoditas yang diusahakan.

"Dalam peningkatan produksi pertanian, proses produksi yang meliputi kegiatan produksi hingga pada pascapanen memerlukan dukungan dari berbagai sarana dan prasarana produksi yang efektif. Selain itu, pemberdayaan petani di bidang keterampilan juga perlu dilakukan sehingga kesejahteraannya dapat meningkat," tutur Dedi.

Sekolah Lapang akan dilaksanakan pada bulan Juli-Oktober 2023 di Laboratorium Lapangan yang telah ditetapkan. Kegiatan ini diikuti 825 orang petani yang tergabung dalam 33 kelompok tani terpilih dari 33 Desa di 11 kecamatan di Kabupaten Jeneponto.

Adapun kurikulum Sekolah Lapang meliputi perbenihan, pengendalian hama terpadu, pengelolaan sumber daya air dan ketahanan iklim, pengelolaan limbah pertanian, pengelolaan pascapanen, dan kelembagaan usaha tani.

KEYWORD :

Produksi Pertanian Kementan Kapasitas Petani Jeneponto Program READSI BPPSDMP




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :