Jum'at, 03/05/2024 18:57 WIB

Kepala BKKBN Launching Gerakan Ayo Ikut ke BKB/Posyandu

Kelas TPK Hebat ini merupakan forum pembelajaran yang akan menjawab pertanyaan TPK terkait isu pendampingan keluarga beserta tata laksananya.

Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK-BKKBN), Nopian Andusti

JAKARTA, Jurnas.com - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional menyelenggarakan "Launching Gerakan Ayo Ikut ke BKB /Posyandu & Kelas Tim Pendamping Keluarga yang Handal, Berempati dan Bersahabat (TPK Hebat) Seri 2 Tahun 2023".

Kegiatan ini dilakukan secara hybrid dengan peserta luring sejumlah 32 orang dan peserta daring lebih dari 1000 orang melalui platform zoom meeting dan Youtube BKKBN dan Youtube Dinas PPAPP Provinsi DKI Jakarta.

Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK-BKKBN), Nopian Andusti menjelaskan, Kelas TPK Hebat ini merupakan forum pembelajaran yang akan menjawab pertanyaan TPK terkait isu pendampingan keluarga beserta tata laksananya.

"Kelas TPK Hebat dilakukan setiap bulan mulai dari bulan Juni hingga bulan November 2023, dimana pada kegiatan hari ini, Kelas TPK Hebat telah memasuki seri ke-2 yang membahas tema `Masalah Kesehatan dan Mekanisme Rujukan Catin dan Ibu Hamil serta Optimalisasi Gizi Catin dan Ibu hamil untuk mencegah stunting`,"  kata Nopian.

Acara ini diselenggarakan untuk meningkatkan kehadiran keluarga yang memiiki ibu hamil dan balita pada kelompok BKB, maka dilaksanakan "Gerakan Ayo Ikut Ke BKB/Posyandu" pada Bulan Juli – Agustus 2023 yang sekaligus menjadi rangkaian dukungan kegiatan peringatan Hari Anak Nasional pada tanggal 23 Juli dan bulan penimbangan balita (0-59 bulan) di Posyandu.

Nopian juga menyampaikan, Sasaran dari Gerakan Ayo Ikut Ke BKB/Posyandu dan Kelas TPK Hebat adalah Pemangku Kebijakan, Keluarga dengan Anak Usia Dini (0-6 tahun), Pengelola Program BKB, dan Tim Pendamping Keluarga yang terdiri dari Bidan/Tenaga Kesehatan lainnya; Kader TP PKK; dan Kader KB Desa/PKB di seluruh Indonesia.

Sementara itu Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo mengatakan, anak yang menempati hampir sepertiga total jumlah penduduk Indonesia merupakan generasi penerus bangsa yang harus dijamin pemenuhan hak dan perlindungannya. Untuk itu dalam rangka peringatan Hari Anak Nasional ke-39 Tahun 2023 dengan tema Anak Terlindungi Indonesia Maju.

"BKKBN melalui Gerakan Ayo Ikut Ke BKB/Posyandu, mengajak seluruh keluarga yang mempunyai baduta dan balita berkunjung ke BKB/Posyandu untuk menjamin pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan sosialnya secara utuh", ucap Hasto saat menyampaikan arahan membuka acara.

Secara khusus, Hasto juga mengapresiasi komitmen Kepala Desa yang masuk dalam praktik baik Desa/Kelurahan Bebas Stunting (De`Best) di 1000 HPK. Para Kepala Desa telah menyatakan deklarasinya untuk menjamin kegiatan BKB/posyandu terlaksana di wilayahnya mulai dari perencanaan, penganggaran, penyelenggaraan layanan, monitoring, evaluasi, pencatatan dan pelaporan dalam Sistem Informasi Keluarga.

Selain itu, Hasto juga mengapresiasi Kader dari BKB yang mendapatkan penghargaan BKB Terbaik Tahun 2023. Para kader berkomitmen untuk melakukan layanan tumbuh kembang anak dan menyukseskan Gerakan Ayo Ikut Ke BKB/Posyandu.

Selanjutnya, Hasto mengingatkan kembali bahwa Target prevalensi stunting tahun 2023 sebesar 17 persen, artinya kita harus bekerja Dua Kali Lipat untuk menurunkan prevalensi stunting sebesar 5,6 persen dari capaian 21,6 persen di tahun 2022.

Stunting merupakan hasil interaksi berbagai faktor, antara lain, kurangnya asupan gizi, rendahnya pengetahuan dan pengasuhan orang tua mengenai ASI Eksklusif dan MPASI, pengaruh budaya dan ketersediaan bahan makanan setempat.

Di samping itu, terbatasnya akses pelayanan kesehatan termasuk akses sanitasi dan air bersih menyebabkan peningkatan risiko penyakit kronis berulang pada balita dan hal ini sangat mempengaruhi kejadian stunting di Indonesia.

Pada kesempatan yang sama Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Kurniasih Mufidayati menyampaikan apresiasinya, karena TPK ini telah melakukan pendampingan kepada kurang lebih ataupun lebih dari 5,7 juta keluarga berisiko yang tentu saja ini akan sangat membantu penurunan stunting

Dia juga memberikan apresiasi kepada BKKBN khususnya bapak kepala yang selalu konsisten dan komitmen dalam semangat untuk menurunkan angka stunting.

"Sebagai keluarga dan juga kolaborasi dari seluruh pihak untuk mencapai target 14% di tahun 2024, maka di tahun terakhir ini memang perlu adanya intervensi dan juga intervensinya ini perlu menyasar langsung kepada penyebab dari stunting dan menyasar langsung kepada kelompok-kelompok sasaran," imbuh dia.

KEYWORD :

BKB/Posyandu BKKBN Hasto Warodoyo Nopian Andusti




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :