Minggu, 05/05/2024 14:42 WIB

Korsel Anggap Pembuangan Limbah Fukushima Tak Berisiko

Korsel Anggap Pembuangan Limbah Fukushima Tak Berisiko

PLTN Fukushima (Foto: Doknet)

Seoul, Jurnas.com - Rencana Jepang membuang limbah bekas pembangkit nuklir Fukushima, tidak memiliki risiko menurut Korea Selatan (Korsel). Hal ini disampaikan Menteri Koordinasi Kebijakan Korsel, Bang Moon-jyu usai melakukan tinjauan terpisah terhadap rencana tersebut.

Badan Energi Atom Internasional (IAEA) pekan ini memberi lampu hijau kepada Jepang untuk membuang limbah nuklirnya ke laut. Namun, rencana itu ditentang oleh masyarakat Korsel. Efeknya, terjadi pembelian garam secara besar-besaran, karena khawatir garam yang diproduksi pasca pembuang limbah telah tercemar nuklir.

Studi yang dilakukan Bang Moon-kyu mengungkapkan bahwa pelepasan limbah nuklir Jepang memiliki "konsekuensi yang dapat diabaikan," sebagaimana dilaporan AFP pada Jumat (7/7).

"Diperlukan waktu hingga 10 tahun untuk air olahan yang dilepaskan dari Fukushima ke Samudra Pasifik untuk bersirkulasi kembali ke laut di sekitar semenanjung Korea. Pada saat itu, tingkat radiasi diperkirakan menjadi tidak relevan secara ilmiah," terang dia.

Diketahui, beberapa reaktor nuklir di pabrik Fukushima Daiichi mengalami kehancuran setelah sistem pendingin kewalahan oleh tsunami besar tahun 2011.

Kecelakaan nuklir itu menjadi yang terburuk sejak Chernobyl, dan pembersihan telah berlangsung lebih dari satu dekade. Sebagian besar area yang sempat dinyatakan terlarang karena radiasi, kini telah dibuka kembali.

Penonaktifan pembangkit itu sendiri akan memakan waktu puluhan tahun lebih. TEPCO selaku operator menghadapi masalah karena lebih dari 1,33 juta meter kubik air yang terakumulasi di lokasi.

Air tersebut merupakan campuran air tanah, air hujan yang meresap ke daerah tersebut, dan air yang digunakan untuk pendinginan.

TEPCO dan pemerintah Jepang ingin melepaskan cairan yang diolah, diencerkan dengan air laut, melalui pipa yang membentang satu kilometer dari pantai tempat pabrik itu berada.

Tetapi anggota parlemen Korea Selatan dan kelompok sipil mengklaim ada banyak alternatif yang lebih aman tetapi lebih mahal, seperti mengubur air yang telah diolah jauh di bawah tanah atau menguapkannya.

KEYWORD :

Korea Selatan Limbah Nuklir Fukushima




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :