Sabtu, 18/05/2024 20:13 WIB

IAEA Tinjau Rencana Pelepasan Limbah Fukushima ke Laut

IAEA Tinjau Rencana Pelepasan Limbah Fukushima ke Laut

Wilayah penyimpanan air radioaktif PLTN Fukushima

Tokyo, Jurnas.com - Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, mendarat di Jepang pada Selasa (4/7), dalam rangka meninjau rencana pelepasan limbah nuklir Fukushima ke laut.

Dikutip dari AFP, Grossi akan bertemu dengan perdana menteri dan menteri luar negeri Jepang di Tokyo hari ini, sebelum meluncur ke Fukushima pada Rabu (5/7) besok.

Beberapa reaktor nuklir di Fukushima mengalami kehancuran, pasca sistem pendinginnya rusak dalam gempa dan tsunami yang terjadi pada 2011 silam. Kejadian itu menjadi kecelakaan nuklir terburuk sejak Chernobyl.

Setelahnya, pemerintah Jepang melakukan pembersihan selama lebih dari satu dekade. Sebagian besar wilayah yang sempat dinyatakan terlarang karena bahaya radiasi, kini perlahan dibuka kembali.

TEPCO selaku operator nuklir Fukushima menghadapi masalah, karena lebih dari 1,33 juta meter kubik air kini tergenang di lokasi nuklir. Air tersebut merupakan campuran dari air tanah, air hujan, dan air yang digunakan untuk pendinginan.

Namun, keberadaan air ini menurut TEPCO, menghilangkan hampir semua radionuklida kecuali tritium, yang umumnya tertinggal dalam air limbah yang dibuat ke laut oleh pembangkit nuklir secara global.

Jepang berencana untuk mengencerkan air yang diolah dan mengalirkannya selama beberapa dekade, melalui pipa yang membentang sekitar satu kilometer dari pantai timur tempat pabrik itu berada.

Proposal tersebut telah disetujui oleh IAEA, tetapi pemerintah mengatakan pelepasan limbah hanya akan dimulai setelah adanya tinjauan komprehensif yang akan disampaikan Grossi pada Selasa ini.

"Sebuah tinjauan oleh IAEA, mengingat betapa otoritatifnya dalam pengelolaan dan penerapan standar keselamatan nuklir, sangat penting bagi upaya kami untuk mendorong pemahaman internasional," kata juru bicara pemerintah, Hirokazu Matsuno.

Sayangnya, pelepasan limbah nuklir masih tetap kontroversial. China secara vokal mengkritik rencana tersebut, dan beberapa orang di Korea Selatan panik membeli garam karena khawatir bumbu dapur itu akan terkontaminasi setelah pembuangan dimulai.

Komunitas nelayan di Fukushima juga khawatir pelanggan akan menghindari tangkapan mereka, meskipun ada protokol pengujian yang ketat untuk makanan dari wilayah tersebut.

KEYWORD :

IAEA Jepang Nuklir Fukushima Limbah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :