Minggu, 28/04/2024 02:32 WIB

Kesertaan Kaum Adam dalam Program KB Masih Rendah

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 menunjukkan kesertaan pria dalam ber-KB masih rendah. Untuk kondom sebesar 2,5 persen dan vasektomi 0,2 persen.

4 Alasan Mengapa Pria Malas Kondom (Foto/ilustrasi)

JAKARTA, Jurnas.com - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), pendekatan program KB yang saat ini dilakukan tidak hanya fokus pada pengendalian populasi dan penurunan fertilitas saja, tetapi juga diarahkan pada pemenuhan hak-hak reproduksi.

Akan tetapi, hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 menunjukkan kesertaan pria dalam ber-KB masih rendah. Untuk kondom sebesar 2,5 persen dan vasektomi 0,2 persen.

"Partisipasi pria menjadi penting dalam KB dan kesehatan reproduksi karena pria adalah partner wanita dalam reproduksi dan seksual. Karenanya, pria dan wanita harus berbagi tanggung jawab," tutur Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN, Eny Gustina dalam keterangan resminya diterima.

Kemudian, berdasarkan data New SIGA BKKBN tahun 2022, diketahui capaian kesertaan KB pria sebesar 2,48 persen atau hanya memenuhi 46,52 persen dari target yang telah ditetapkan sebesar 5,33 persen.

Vasektomi atau Metode Operasi Pria (MOP) adalah operasi kecil yang dilakukan untuk mencegah transportasi sperma pada testis dan penis dengan harapan air mani yang keluar ketika ejakulasi tidak lagi mengandung sel sperma.

 Pelayanan Vasektomi

Kantor Perwakilan BKKBN Kalimantan Selatan menjadi salah satu tempat pelayanan vasektomi. Sebanyak dua akseptor dilayani di kantor ini. Mereka menyatakan tidak merasa sakit sedikit pun saat dilakukan operasi kecil.

Hairul Effendi (55) adalah akseptor yang sudah lama melakukan KB vasektomi. Terhitung sejak tahun 2010. "Saya merasakan sejak melakukan vasektomi tidak memiliki beban apapun dalam bersenggama dengan istri saya," ujar Hairul yang memiliki empat anak.

Salah satu akseptor yang baru dilayani pada Mei ini adalah Ary Rohandy Azhar (37). Alasan Ary melakukan vasektomi karena sudah memiliki cukup anak dan demi meringankan beban istri agar tidak menggunakan KB hormonal. "Istri kadang-kadang lupa meminum pil KB dan juga anak saya sudah dua," ujar Ary.

Begitu juga dengan Taufik (56), akseptor vasektomi dari Kabupaten Balangan yang melakukan vasektomi pada 31 Mei 2023. Karena tidak ingin kebobolan lagi karena sang istri lupa minum pil KB, Taufik bersedia menjadi peserta KB vasektomi. "Pun pula saya sudah memiliki tujuh anak, yang sangat membebani ekonomi keluarga," ungkap Taufik.

“Saat pandemi Covid-19, saya kehilangan pekerjaan. Agar keluarga saya sejahtera, saya memutuskan untuk melakukan vasektomi mengingat pada saat pandemi pun istri saya hamil anak ketujuh," ungkap Taufik lirih.

KEYWORD :

Program KB Kesehatan Reproduksi Vasektomi Kesetaraan Gender




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :