Selasa, 30/04/2024 23:51 WIB

Ukraina Tak Berdaya Lawan Bom Pintar Rusia


Kiev membutuhkan senjata jarak jauh seperti jet F-16 untuk bersaing dengan pesawat yang mengirimkan amunisi.

Pembom tempur Sukhoi Su-34 Rusia. (Kementerian Pertahanan Rusia/AFP)

JAKARTA, Jurnas.com - Juru bicara Angkatan Udara Ukraina, Kolonel Yury Ignat mengakui Kyiv tidak memiliki cara melawan bom berpemandu presisi tinggi Rusia pada Selasa. Dia pun kembali menyerukan permintaan lama Kyiv untuk jet modern buatan Amerika Serikat (AS).

Berbicara pada jumpa pers, Ignat mengklaim bahwa Rusia meluncurkan hingga 20 bom terpandu di garis depan setiap hari. Pejabat tersebut menunjukkan bahwa amunisi tersebut dapat menempuh jarak sekitar 70 km dan mengenai fasilitas infrastruktur kritis dan target lainnya.

"Kami tidak dapat melawan amunisi semacam ini dan pertahanan udara tidak efektif," kata juru bicara itu, menambahkan bahwa untuk mencegah serangan semacam itu, Ukraina harus secara langsung mengambil pesawat yang mengirimkan bom, biasanya Su-34, Su-35, dan pesawat penerbangan taktis lainnya.

Untuk melakukan ini, Ignat mengatakan bahwa Ukraina membutuhkan tangan yang panjang untuk menjangkau musuh dari jarak yang lebih jauh daripada yang dapat kita lakukan sekarang.

Dia menunjukkan, salah satu senjata pertahanan udara jarak jauh yang dimiliki Kiev adalah sistem rudal S-300 era Soviet, yang dapat mencapai target pada jarak hingga 100 km.

Dia menambahkan bahwa kemampuan pertahanan udara Ukraina telah diperkuat lebih lanjut oleh senjata buatan Barat dengan jangkauan 150 km, tetapi pasokannya terbatas.

Sehubungan dengan hal ini, dia menegaskan kembali bahwa masalahnya dapat diselesaikan jika Barat menyediakan jet modern untuk Ukraina.

"F-16 dapat secara efektif melawan penerbangan Rusia di sepanjang tepi depan area pertempuran," kata juru bicara itu, menambahkan bahwa jet semacam itu dapat mencegah pesawat Moskow mendekati perbatasan Ukraina.

"Tidak perlu menjatuhkan pesawat musuh, tapi kita hanya harus memiliki argumen balasan yang kuat," tambahnya.

Pada Februari, Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa Ukraina tidak membutuhkan F-16 sekarang, menambahkan bahwa Washington berkonsentrasi untuk mengirim ke Kiev apa yang menurut militer berpengalaman itu dibutuhkan, termasuk tank dan artileri.

Moskow menggenjot serangannya terhadap infrastruktur energi dan militer Ukraina Oktober lalu setelah Kiev melakukan beberapa tindakan sabotase di tanah Rusia, terutama pengeboman mematikan di Jembatan Krimea yang strategis.

Rusia telah berulang kali memperingatkan Barat agar tidak memasok senjata ke Ukraina, dengan alasan bahwa ini hanya akan memperpanjang permusuhan sekaligus menjadikannya peserta langsung dalam konflik.

Sumber: RT

KEYWORD :

Bom Pintar Rusia Ukraina Kolonel Yury Ignat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :