Sabtu, 27/04/2024 23:37 WIB

Nobar Film Kartu Pos Wini, Kementerian PMK: Harusnya Banyak Cerita Film Seperti ini

Film Kartu Pos Winimendapat apresiasi tinggi dari Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK).

Asisten Deputi Pemajuan dan Pelestarian Budaya PMK, Jazziray Hartoyo. (Foto: Jurnas/Ira).

Jakarta, Jurnas.com- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy adakan nonto bareng film Kartu Pos Wini di XXI Plaza Senayan bersama dengan beberapa jajarannya dan dihadiri oleh 120 siswa, anak-anak sekolah. Nonton bareng ini merupakan kerjasama dengan Kemendikbud yang diagendakan setiap satu bulan sekali di hari Kamis, sebagai bentuk komitmen pemerintah mendukung film-film nasional dengan cerita pendidikan, keluarga dan juga kemasyarakatan serta yang menginspirasi.

Sayangnya, mendadak Menteri Muhadjir Effendy berhalangan hadir karena sesuatu hal yang tidak bisa ditinggalkan. Kehadirannya diwakilkan oleh Asisten Deputi Pemajuan dan Pelestarian Budaya PMK, Jazziray Hartoyo bersama dengan beberapa jajarakan di Menko PMK dan Kemendikbud.

“Pak Menteri mendadak sekali ada tugas yang tidak bisa ditinggalkan. Beliau berhalangan hadir. Mohon maaf sekali. Kami tadi nonton bareng film Kartu Pos Wini bersama dengan 120 siswa. Ini film sangat baik sekali cerita di dalamnya. Harusnya kita lebih banyak lagi membuat film-film seperti Kartu Pos Wini, kalau kita mau menjadi tuan rumah di negeri sendiri, harusnya film seperti ini. Kita harus membudayakan ini,” kata Jazziray Hartoyo di Plasa Senayan, Jakarta Pusat.

Ada 3 yang kita budayakan dalam literasi sebuah film. Pertama keluarga. Karna keluarga entitas sosial pertama dalam anak-anak. Kedua sekolah. Karena pendidikan literasi selanjutnya kenalkan anak-anak dalam dunia pendidikan. Lalu literasi ketiga, budaya literasi masyarakat. Film-film seperti ini menggugah dan bisa bangkitkan film Indonesia. Namun saya lihat orang-orang kok lebih lihat film-film yang menjerit dan menyeramkan. Karena itulah Pak Menko hadir untuk mendukung filfilm seperti Kartu Pos Wini ini. Dulu film Petualangan Sherina sangat baik sekali,” sambungnya.

Ditambahkan Jazziray Hartoyo, revolusi mental semua ada di film itu (Kartu Pos Wini). Karena itulah, ia akan berusaha bersama Kemendikbud ke depannya untuk membawa film ini ke kota-kota lainnya atau sekolah-sekolah untuk disaksikan bersama-sama para anak didik dan masyarakat luas.

“Nanti kita akan atur untuk pemutaran di kota-kota lainnya,” saingkat Jazziray.

Diketahui, Film Kartu Pos Wini (KPW) diangkat dari cerita novelet digital karya Ruwie Meyta. Cerita utama tentang harapan Wini Edenia untuk kesembuhannya (dari Cancer) dilakukannya dengan mengirim kartu pos yang ditujukan untuk Tuhan. Harapan yang tertulis di kartu pos tidak ubahnya doa yang ia kirimkan lewat kotak pos untuk Tuhan. Rumah produksi Sinemata akhirnya menambahkan frasa “Surat Beralamat Surga” pada judul film agar lebih mempertegas tentang harapan.

Untuk lebih mendalami esensi cerita anak terdiagnosis kanker, Sinemata Productions menggandeng Yayasan Kanker Indonesia (YKI). Pihak Sinemata mendapatkan banyak pemahaman baru pada saat penulisan skenario maupun pengambilan gambar, yang didapat dari cerita para relawan pendamping maupun kisah para penyintas yang berhasil melewati masa-masa sulit.

KEYWORD :

Kartu Pos Wini Menteri PMK Kanker




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :