Sabtu, 18/05/2024 10:57 WIB

NATO Kritik Retorika Nuklir Presiden Vladimir Putin

NATO mengatakan janji non-proliferasi presiden Rusia dan uraiannya tentang penyebaran senjata AS di luar negeri sangat melenceng.

Bendera berkibar tertiup angin di luar markas NATO di Brussel, 7 Februari 2022. (Foto: AP Photo/Olivier Matthys)

JAKARTA, Jurnas.com - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengkritik retorika nuklir berbahaya dan tidak bertanggung jawab Vladimir Putin. Kritikan itu dilontarkan setelah presiden Rusia mengatakan berencana menempatkan senjata nuklir taktis di Belarusia.

Putin, yang telah mengeluarkan peringatan terselubung bahwa Rusia dapat menggunakan senjata nuklir jika terancam, mengatakan langkah itu mirip dengan Amerika Serikat (AS) yang mentransfer senjata ke sekutu.

Meski tidak terduga, rencana tersebut merupakan salah satu sinyal nuklir Rusia yang paling jelas sejak awal invasinya ke Ukraina 13 bulan lalu, dan Ukraina menyerukan pertemuan Dewan Keamanan PBB sebagai tanggapan.

Sementara Washington meremehkan kekhawatiran tentang pengumuman Putin, NATO mengatakan janji non-proliferasi presiden Rusia dan uraiannya tentang penyebaran senjata AS di luar negeri sangat melenceng.

"Referensi Rusia untuk pembagian nuklir NATO benar-benar menyesatkan. Sekutu NATO bertindak dengan penuh rasa hormat terhadap komitmen internasional mereka," kata juru bicara NATO, Oana Lungescu dalam komentar email kepada Reuters pada Minggu.

"Rusia secara konsisten melanggar komitmen kontrol senjatanya," kata Lungescu.

Penasihat keamanan utama untuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, Oleksiy Danilov, mengatakan rencana Rusia juga akan mengguncang Belarusia, yang menurutnya telah "disandera" oleh Moskow.

Para ahli mengatakan langkah Rusia itu penting karena sampai sekarang bangga bahwa tidak seperti Amerika Serikat, Rusia tidak menyebarkan senjata nuklir di luar perbatasannya. Ini mungkin pertama kalinya sejak pertengahan 1990-an hal itu dilakukan.

Penasihat Zelenskyy lainnya, Mykhailo Podolyak pada Minggu mencemooh rencana Putin di Twitter. "Dia mengakui bahwa dia takut kalah & yang bisa dia lakukan hanyalah menakuti taktik," tulis Podolyak.

Washington tampaknya tidak melihat adanya perubahan dalam potensi Moskow untuk menggunakan senjata nuklir dalam perang di Ukraina, dan Washington serta NATO mengatakan bahwa berita tersebut tidak akan mempengaruhi posisi nuklir mereka sendiri.

"Kami belum melihat adanya perubahan dalam postur nuklir Rusia yang akan mengarahkan kami untuk menyesuaikan diri kami sendiri," tulis juru bicara NATO Lungescu.

Senjata nuklir taktis mengacu pada senjata yang digunakan untuk tujuan tertentu di medan perang, bukan senjata yang memiliki kemampuan untuk meluluhlantakkan kota. Tidak jelas berapa banyak senjata semacam itu yang dimiliki Rusia, mengingat ini adalah area yang masih diselimuti kerahasiaan Perang Dingin.

Sumber: Reuters

KEYWORD :

Vladimir Putin NATO Perang Rusia Ukraina Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :