Kamis, 09/05/2024 11:48 WIB

Akselerasi Ekspor Pertanian, Mentan Syahrul Minta Jajaran Barantan Tak Kaku

Tugas Barantan memperketat lalu lintas ekspor dan impor guna mencegah masuk dan tersebarnya Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK)

Menteri Pertanian, Syarul Yasin Limpo. (Foto: Humas Kementan)

JAKARTA, Jurnas.com - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo berkomitmen mengakselerasi ekspor pertanian tahun ini. Dia pun meminta jajaran Badan Karatina Pertanian (Barantan), Kementerian Pertanian (Kementan) tidak kaku.

Hal itu disampaikan Mentan Syahrul kepada awak media usai membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Barantan yang berlangsung di Grand Mercure, Jakarta Selatan, Jumat (27/1).

Dikatakan Mentan bahwa tugas Barantan mengawasi lalu lintas ekspor dan impor guna mencegah masuk dan tersebarnya Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK).

"Kalau karantina jebol, maka bisa saja merusak semua produktivitas yang ada. Katakanlah tiba-tiba karena kita teledor masuklah berbagai virus, seperti flu burung, african swine rever (ASF), Penyakit Mulut Kuku (PMK). Oleh karena itu, pengetatan harus dilakukan Barantan," tutur dia.

Sisi lain, mantan gubernur dua periode Sulawesi Selatan itu meminta jajaran Barantan untuk tidak terlalu kaku agar target Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks) tahun ini bisa tercapai.

"Tetapi karantina tidak boleh membuat semua menjadi sangat kaku. Kita sudah sepakat dwelling time, proses perkarantinaan dipermudah dan dipercepat dengan tetap akurat dan cermat," kata dia.

Dwelling time sendiri adalah waktu yang dibutuhkan suatu petikemas (container) mulai dibongkar dan diangkat (unloading) dari kapal sampai petikemas tersebut meninggalkan terminal (gate out) melalui pintu utama.

"Kita sudah sepakat dwelling time tidak boleh di bawah 50 persen. Kalau kemarin hitungannya hari, kenapa (sekarang) tidak dalam hitungan jam," kata Mentan Syahrul.

Selanjut, dia meminta agar pemeriksaan di pelabuhan tidak lagi melalui banyak pintu. "Untuk itu, Barantan harus bersama-sama dengan bea cukai, kepala pelabuhan untuk melakukan cek dan ricek barang yang akan diekspor dan diimpor," kata dia.

SYL, sapaan Mentan Syahrul, berharap agar Barantan menerapkan sistem digital untuk membantu masyarakat agar lebih mudah melakukan konsultasi terkait ekspor dan impor.

"Ini menjadi kesepakatan untuk mempertajam tahun 2023 agar akselerasi ekspor kita makin cepat. Karena salah tugas karantina di Kementan memeprtanggung jawabkan eksportasi dengan Gratieks," tutur SYL.

Terakhir, SYL juga meminta agar pembinaan karantina tidak hanya sebatas di pelabuhan. Akan tetapi juga mulai merambah di kantong-kantong komoditas pertanian mulai dari hulu hingga hilir.

"Mudah-mudahan kehadiran karantina yang makin sigap di pelabuhan dan airport bisa memberikan rahmat untuk kepentingan pertanian dan nasional," imbuh dia.

Sementara itu, Kepala Badan Karantina (Kabarantan) Bambang berjanji akan terus mengembangkan strategi Barantan untuk membantu kemudahan dalam usaha ekspor komoditas pertanian Indonesia.

"Akhir tahun kemarin, Bapak Menteri memerintahkan Badan Karantina Pertanian menjadi koordinator patriot ekspor yang intinya memperkuat gerakan tiga kali ekspor. Target kita cukup besar pada di tahun 2024, yaitu 1.300 triliun," ucap Bambang.

Saat ini, Barantan menerapkan Single Submission Quality Control (SSm QC) yang efektif dalam mengurangi waktu dwelling time dan handling time barang di pelabuhan, pemeriksaan secara menyeluruh barang impor dan eskpos secara rutin, cepat, dan transparan.

KEYWORD :

Akselerasi Ekspor Pertanian Karantina Pertanian Syahrul Yasin Limpo




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :