Minggu, 05/05/2024 23:59 WIB

56 Ribu Ton Kedelai Impor Tiba di Indonesia

Produksi dalam negeri masih belum mencukupi, maka pemerintah harus menyiapkan solusinya.

Produk kedelai AS (Foto: Reuters)

JAKARTA, Jurnas.com – Sebanyak 56 ribu ton kedelai dari Amerika Serikat (AS) tiba di Krakatau International Port, Cilegon Banten pada Minggu kemarin. Kedatangan kedelai ini sebagai stok untuk memenuhi permintaan dan konsumsi dalam negeri,

"Kedatangan kedelai ini sebagai stok untuk memenuhi permintaan dan konsumsi dalam negeri, sehingga diharapkan dapat mengamankan ketersediaan dan menjaga harga kedelai tetap stabil di harga yang wajar," ucap Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi pada keterangan resmi, Senin (16/1).

Arief menjelaskan, kedelai yang didatangkan dari luar tersebut sangat dibutuhkan dan ditunggu para pelaku usaha, utamanya para pengrajin tahu dan tempe. Pasalnya, produksi kedelai nasional masih belum dapat memenuhi seluruh permintaan dalam negeri.

Berdasarkan Prognosa Neraca Pangan yang dihimpun Bapanas, produksi kedelai dalam negeri tahun 2023 diperkirakan 289 ribu ton, sementara kebutuhan kedelai nasional sekitar 248 ribu ton per bulan.

"Kedatangan kedelai dari luar ini bukan berarti menunjukan kita pro impor. Bulog bersama Kemendag, Bulog, serta Asosiasi telah sepakat meprioritaskan pemenuhan kebutuhan harus dari dalam negeri. Kondisinya sekarang produksi dalam negeri masih belum mencukupi, maka pemerintah harus menyiapkan solusinya," ucap dia.

Arief mengatakan, agar dapat segera dinikmati pengrajin tahu dan tempe kedelai yang masuk ini harus cepat didistribusikan. Dia pun meminta Gakoptondo, Bulog, RNI membantu mempercepat distribusi juga.

Kedelai tersebut akan dijual dengan harga Rp 12.000 per kg. Harga tersebut juga mengacu kepada Harga Acuan Penjualan (HAP) kedelai di tingkat konsumen sesuai dengan Peraturan Badan Pangan (Perbadan) Nomor 11 Tahun 2022.

Dalam Perbadan tersebut ditetapkan HAP kedelai di tingkat konsumen Rp 11.400 per kg untuk kedelai lokal dan Rp 12.000 per kg untuk kedelai impor.

"Kedelai tersebut akan dijual sesuai HAP kepada para pengrajin tahu dan tempe sebagai konsumen utama dan terbesar kedelai. Dengan masuknya kedelai yang baru tiba ini harganya sudah Rp 12.000 per kg," ujar dia.

Ketersediaan komoditas kedelai dengan harga terjangkau ini juga diharapkan menjaga stabilitas harga pangan berbahan dasar kedelai, seperti tahu dan tempe yang banyak dikonsumsi masyarakat.

"Hal ini bagian dari upaya menjaga daya beli masyarakat sebagai bagian dari pengendalian inflasi. Pada Desember 2022 ini inflasi kita secara tahunan mencapai 5,51 persen, komoditas kedelai tidak masuk dalam daftar penyumbang utama inflasi bulanan. Mamun demikian, kita harus jaga hargannya tetap stabil," imbuh dia.

KEYWORD :

Kedelai Impor Badan Pangan Nasional Pengrajin Tahu Tempe




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :