Jum'at, 03/05/2024 15:02 WIB

Yakin Sembuh, Modal Rihanah Sang Guru Honorer Lawan Kusta

Yakin Sembuh, Modal Rihanah Sang Guru Honorer Lawan Kusta

Rihanah, OYPMK yang saat ini bekerja sebagai guru honorer (Foto: Muti/Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Obat paling ampuh adalah optimisme yang ada dalam diri sendiri. Demikian keyakinan yang dipegang erat-erat oleh Rihanah, guru honorer yang pernah berjuang melawan kusta.

Empat tahun lalu, Rihanah menemukan bercak besar di kaki sebelah kirinya. Meski gatal, namun terasa kebas saat dipegang. Rihanah yang enggan berspekulasi, langsung memeriksakan diri ke puskesmas. Bak petir di siang bolong, dia dinyatakan kusta.

Sesampainya di rumah, Rihanah sempat termenung. Dia mencoba merunut silsilah keluarganya, barangkali ada yang pernah mengalami kusta. Hasilnya, nihil. Dia tidak memiliki keturunan kusta.

Rihanah juga semakin khawatir bakal dikucilkan. Apalagi, dia berstatus sebagai pengajar di salah satu satuan pendidikan Desa Segeran, Indramayu, Jawa Barat, yang setiap harinya bercengkrama dengan siswa.

Kekhawatiran Rihanah juga bukan tanpa alasan. Dulu, kusta dianggap sebagai penyakit kutukan dan menular. Mereka yang menderita penyakit ini dianggap aib oleh masyarakat. Belakangan, Rihanah lega karena ternyata stigma semacam ini tidak ditemuinya.

"Saya setiap hari mengajar sampai merasa malu, merasa diasingkan oleh teman-teman. Padahal teman-teman tidak ada yang tahu, bahkan suami juga tidak tahu," ucap Rihanah saat ditemui Jurnas.com beberapa waktu lalu di Indramayu.

Rasa optimisme dan percaya diri Rihanah kian menguat berkat memeriksakan diri di puskesmas. Setelah mengetahui bahwa kusta bisa disembuhkan dan tidak menular jika sudah diobati, dia rutin mengonsumsi obat MDT (multi-drug-therapy) setiap hari selama satu tahun.

Akhirnya, Rihanah yang awalnya berencana cuti dan menarik diri dari pergaulan di masyarakat, membuang jauh-jauh rencana itu dari pikirannya. Kendati, setiap kali berkumpul dengan orang lain, dia selalu menutupi bercak yang ada di kakinya.

"Saya percaya diri penyakit ini tidak menular, sambil saya berdoa. Karena saya yakin Dia (Tuhan) yang memberikan saya penyakit ini, Dia juga yang akan menyembuhkan," ujar dia.

Dukungan penuh juga diperoleh Rihanah dari keluarga. Ibu tiga orang anak ini mengatakan bahwa anak dan suami selalu mengingatkannya untuk mengonsumsi obat setiap hari. Bahkan, sang suami tidak henti-hentinya membantu meyakinkan dirinya bahwa kusta bisa disembuhkan.

"Suami juga bilang ke orang-orang bahwa saya kusta. Alhamdulillah, orang-orang biasa saja. Tidak ada stigma negatif," terang Rihanah.

Kini, Rihanah yang berstatus sebagai Orang Yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK) tak pernah absen mengikuti berbagai kegiatan di masyarakat. Selain menjadi pengajar, dia juga aktif menghadiri pengajian, kader posyandu, hingga petugas lapangan keluarga berencana (PLKB).

Bagi dia, keyakinan kusta bisa sembuh ampuh untuk melawan rasa minder. Karena itu, dia berpesan kepada OYPMK untuk tidak merasa rendah diri dan berkecil hati dalam melawan kusta.

"Ayo melawan stiga, perjuangan yang kita lalui bersama dengan teman-teman harus tetap diiringi dengan semangat," tutup Rihanah.

Dilansir dari laman NLR Indonesia, kusta merupakan penyakit kulit menular yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium leprae. Kendati menular, kusta hanya akan menular jika terjadi kontak langsung dan berulang-ulang dalam waktu lama. Dan kusta tidak akan menular jika OYPMK sudah menjalani pengobatan.

"Kusta tidak dapat menular jika seseorang hanya bersentuhan sekali atau dua kali dengan pasien kusta," demikian bunyi keterangan tersebut.

Adapun pengobatan MDT (multi-drug-therapy) disediakan oleh pemerintah secara gratis dan tersedia di seluruh puskesmas, dengan durasi pengobatan enam hingga 12 bulan. OYPMK yang telah meminum dosis pertama MDT tidak lagi memiliki daya tular.

Diketahui, NLR Indonesia merupakan organisasi nirlaba di bidang penanggulangan kusta dan konsekuensinya, termasuk mendorong pemenuhan hak anak dan kaum muda penyandang disabilitas akibat kusta dan disabilitas lainnya. Saat ini, NLR Indonesia telah melakukan kemitraan strategis dengan berbagai pihak di 12 provinsi.

KEYWORD :

Kusta OYMPK Rihanah Guru Honorer Kisah Inspiratif




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :