Minggu, 28/04/2024 08:10 WIB

AHY-Sylvi Lolos dari Jebakan Taktik Debat Anis-Sandi

AHY-Sylvi sepertinya menilai tidak penting membanding-bandingkan proses reformasi birokrasi yang terjadi pada masa Gubernur Ahok dengan sebelumnya.

Agus Harimurti Yudhoyono

Jakarta - Pasangan nomor urut 1 calon Gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) – Sylviana Murni berhasil ‘meloloskan diri’ dari taktik jebakan pertanyaan pasangan nomor urut 3, Anis Baswedan – Sandiaga Uno saat Debat Cagub DKI edisi kedua di Jakarta, Jumat (27/1) malam. Ketika Sandi bertanya perbandingan proses reformasi birokrasi di masa Gubernur Ahok dengan Gubernur sebelumnya, AHY-Sylvi memilih menjawab konsepsi reformasi birokrasi yang harus dan akan dilakukan tanpa perlu membandingkan proses yang dilakukan oleh Gubernur Ahok dengan Gubernur sebelumnya.

“Terimakasih atas pertenyaan Mas Sandy yang mencoba menyerang calon nomor dua lewat kami,” canda AHY sebelum memberikan tambahan jawaban dari pertanyaan Anis.

AHY sepertinya tidak merasa perlu membandingkan proses reformasi birokrasi yang terjadi pada masa Gubernur Ahok dan sebelumnya. Ia memilih menjawab dengan konsepsi membangun birokrasi dengan hati dan penegakkan rule of law dalam proses penerapan prinsip-prinsip good government atau open government.

Jika pada sesi sebelumnya AHY mengkritik tajam gaya kepemimpinan Ahok yang represif dan inpulsif dan membuat takut birokrasi,  kali ini ia sepertinya merasa cukup menyampaikan konsepsi membangun birokrasi dengan dengan hati untuk lebih mengunci kelemahan yang selama ini melakat pada sosok Ahok.

Pasangan AHY, Sylvi yang berkesempatan memberikan jawaban lebih dulu atas pertanyaan Sandy, juga memilih tidak membandingkan proses reformasi birokrasi yang dijalankan Gubernur Ahok dengan Gubernur sebelumnya. Sylvi memilih untuk menjawab pentingnya untuk menjalankan reformasi birokrasi sesuai prinsip ramping struktur, kaya fungsi. Selain menggunakan berbagai proses assasment dan proper test dan jangan ada intervensi politik dalam promosi jabatan, Sylvi juga menegaskan pentingnya menempatkan seseorang sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya.

"Pegawai lulusan kedokteran jangan dipaksakan menjadi camat, lulusan IPTD sebaiknya tidak ditempatkan di unit yang menangani pengairan,"ungkap Sylvi.

KEYWORD :

AHY-Sylvi Debat Anis-Sandi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :