Senin, 29/04/2024 14:49 WIB

Taliban Kritik Pangeran Harry

Taliban Kritik Pangeran Harry,

Pangeran Harry dari Inggris bertugas di Afghanistan pertama sebagai pengontrol udara depan dalam serangan udara dari 2007-2008, kemudian menerbangkan helikopter serang antara 2012-2013 (File: John Stillwell/Pool/Reuters)

JAKARTA, Jurnas.com - Pemerintahan Taliban mengkritik Pangeran Harry setelah kerajaan Inggris mengatakan dalam memoarnya bahwa dia telah membunuh 25 orang di Afghanistan ketika bertugas sebagai pilot helikopter militer, menggambarkan mereka sebagai "bidak catur yang dilepas dari papan".

Memoar Harry berjudul "Spare" mulai dijual di Spanyol beberapa hari sebelum peluncuran globalnya pada 10 Januari. Buku itu mengungkapkan kedalaman keretakan antara pangeran dan saudaranya William, pewaris takhta, dan pengungkapan lain seperti penggunaan narkoba dan bagaimana dia kehilangan keperawanannya.

Di satu bagian, pria berusia 38 tahun itu menceritakan dua turnya ke Afghanistan, pertama sebagai pengontrol udara depan pada 2007/08 dan  pada 2012, ketika dia menjadi co-pilot penembak di helikopter serang Apache, dan jumlah orang yang telah dia bunuh.

"Itu bukan statistik yang membuat saya bangga, tetapi juga tidak membuat saya malu," tulis Harry, menurut versi bahasa Spanyol dari buku itu. "Ketika saya menemukan diri saya tenggelam dalam panas dan kebingungan pertempuran, saya tidak menganggap 25 orang itu sebagai manusia.

"Itu adalah bidak catur yang dikeluarkan dari papan, Orang jahat dihilangkan sebelum mereka bisa membunuh Orang baik."

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Afghanistan yang dipimpin Taliban, Abdul Qahar Balkhi mengkritik komentar tersebut.

"Pendudukan barat di Afghanistan benar-benar merupakan momen menjijikkan dalam sejarah manusia dan komentar Pangeran Harry adalah mikrokosmos dari trauma yang dialami warga Afghanistan di tangan pasukan pendudukan yang membunuh orang tak berdosa tanpa pertanggungjawaban apa pun," katanya.

Rilis buku tersebut, dari seorang anggota keluarga yang secara ketat mengontrol informasi pribadi tentang bangsawan, mengikuti kepergian Harry dan istrinya yang berkebangsaan Amerika Meghan dari tugas kerajaan pada tahun 2020 untuk pindah ke California dan menjalani kehidupan baru.

Sejak saat itu pasangan tersebut telah menyampaikan kritik pedas terhadap House of Windsor dan pers Inggris.

Seperti biasa untuk keluarga kerajaan, juru bicara Raja Charles dan Pangeran William menolak berkomentar.

Media Inggris telah membahas detail buku secara mendalam, tetapi banyak orang yang berangkat kerja di London pada hari Jumat mengatakan mereka tidak tertarik dan tidak ingin membicarakannya.

Beberapa dari mereka yang mau berbicara mengatakan mereka pikir Harry sudah keterlaluan.

"Saya pikir dia idiot," kata Robin Parker, seorang pengusaha. "Ayah saya berada di Perang Dunia Kedua dan saya pernah bertanya kepadanya sebagai seorang anak apakah dia telah membunuh seseorang dan dia sangat enggan untuk mengatakan apa pun tentang hal itu."

Kementerian Pertahanan Inggris dan perwakilan Pangeran Harry tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Sumber: Reuters

KEYWORD :

Taliban Pangeran Harry Abdul Qahar Balkhi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :