Jum'at, 10/05/2024 07:15 WIB

Penyuluh Gerak Cepat Dampingi Petani Implementasi Pupuk Organik

Penyuluh Gerak Cepat Dampingi Petani Implementasi Pupuk Organik.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Nursyamsi. (Foto: Ist)

JAKARTA, Jurnas.com - Penyuluh petanian gerak cepat mendampingi para petani mengimplementasikan pupuk organik, pupuk hayati dan pembenah tanah usai mendapatkan Training of Trainer (ToT) Solusi Pupuk Mahal.

Di beberapa kesempatan, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengajak para petani seluruh Indonesia untuk menggunakan pupuk alami. Menurutnya, pupuk organik sangat dibutuhkan selain karena pupuk subsidi yang ada saat ini jumlahnya sangat terbatas.

"Belum lagi bahan baku seperti gugus fosfat yang sebagian besar dikirim dari Ukraina dan Rusia tersendat karena perang keduanya. Jadi, yang tidak dapat pupuk subsidi segeralah menghadirkan pupuk organik" jelas Mentan Syahrul.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyami ada tiga kta kunci untuk mengatasi pupuk yang mahal. Pertama, melakukan pemupukan yang berimbang, yakni kombinasi antara pupuk kimia dan alami.

"Pemupukan berimbang itu adalah pemupuak yang seperlunya saja, jangan berlebih. Kalau berlebih itu mubazir, bahkan mencemari lingkungan. Jadi, lakukan kombinasi antara pupuk kimia dan pupuk alami," terangnya.

Kata kunci kedua, lanjut Dedi, adalah menggenjot pengunaan pupuk alami, yakni pupuk hayati, pupuk organik, dan pembenah tanah. Tujuannya, untuk meningkatkan ketersediaan tanah.

"Pupuk hayati, pupuk organik, dan pembenah tanah itu dapat meningkatkan ketersediaan tanah. Jadi, unsur hara yang ada di dalam tanah yang tadinya tidak dapat diserap tanaman dengan menggunakan pupuk hayati dan pupuk organik jadi bisa (diserap)," kata Dedi.

Penyuluh Pertanian Kabupaten Bogor, Muhammad Jono dalam acara Bistan (Bincang Seputar Pertanian) mengatakan, langsung bergerak meyampaikan hal-hal terkait dengan terbatasnya pupuk subsidi kepada petani usai mengikuti ToT Solusi Pupuk Mahal.

Dia mengatakan, sebelum keluarnya Permentan 10 Tahun 2022, pihaknya sudah menyampaikan kepada petani perihal pemupukan berimbang dan penggunaan pupuk organik.

"Seperti saya yang memang di lokasi padi saya coba memanfaatkan jerami-jerami padi itu dikomposkan untuk dikembalikan ke tanah. Untuk lahan sayuran kita coba memberikan solusi membuat pupuk mikroorganisme lokal (MOL)," tuturnya.

Awalnya, kata dia, kesulitan meyakinkan kepada petani agar mau menggunakan pupuk organik, hayati, dan pembenah tanah untuk melengkapi kekurangan pupuk kimia.

"Pertama kami membuat area percontohan kepada mereka dengan perlakukan menggunakan pupuk hayati, kemudian dari hasil ini mereka akan melihat langsung hasilnya. Jadi, kalau kita hanya memberikan ceramah tanpa adanya bukti mereka agak sulit," tuturnya.

Muhammad mengatakan, untuk kegiatan mengedukasi dan praktek membuat pupuk subsidi sudah sejak lama sebelum isu pupuk mahal. "Jadi, sudah ada antisipasi untuk para petani," imbuhnya.

KEYWORD :

Dedi Nursyami Pupuk Mahal Penyuluh Pertanian BPPSDMP Kementan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :