Minggu, 28/04/2024 05:53 WIB

Inisiasi Sinergi Perguruan Tinggi Menuju Kawasan Bebas Stunting Lolos Program Kedaireka

Inisiasi Sinergi Perguruan Tinggi Menuju Kawasan Bebas Stunting Lolos Program Kedaireka.

Ajakan cegah stunting. (Foto: Ist)

JAKARTA, Jurnas.com - Inisiasi sinergi oleh Perguruan Tinggi menuju kawasan bebas stunting lolos sebagai tema garapan Kedaireka. Program Kedaireka merupakan penguatan dari pendekatan Pentahelix yang di dalamnya melibatkan perguruan tinggi dalam upaya percepatan penurunan stunting.

Kedaireka merupakan akronim dari Kerja Sama Dunia Usaha dan Kreasi Reka Kampus Merdeka. Ini merupakan rangkaian kegiatan kedua yang diselenggarakan oleh Kedaireka dengan tema Matching Fund Kedaireka yang digelar di Hotel Santika Yogyakarta, pada awal pekan ini.

Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasiona (BKKBN) DIY Shodiqin SH MM menyampaikan apresiasi atas terlaksananya sinergi Perguruan Tinggi dengan pengampu kebijakan dan pelaksana penurunan stunting di wilayah DIY.

"Hal ini menjadikan kegiatan kita ini semacam konsorsium peduli stunting, yang tentunya akan sangat membantu pemerintah daerah dalam melaksanakan amanat penurunan stunting yang sudah ditegaskan oleh Bapak Presiden," kata Shodiqin.

Dalam pertemuan Matching Fund ini dibahas secara teknis kendala-kendala yang ditemui dalam proyek pendampingan oleh konsorsium perguruan tinggi, terutama mengenai pembiayaan kegiatan oleh pihak-pihak yang terlibat.

Terkait penanganan stunting, kalangan akademisi cenderung menilai kebijakan pemerintah daerah masih normatif, terbatas, serta memiliki target penurunan stunting yang tidak agresif.

Penetapan target juga belum disertai dengan penyusunan target yang lebih detail di sisi intervensi di tingkat kabupaten/kota dengan mempertimbangkan konteks yang ada di masing-masing daerah. Komunikasi dan koordinasi antar organisasi perangkat daerah juga perlu ditingkatkan, termasuk dalam sistem data sharing.

Di sisi lain kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi yang sejalan dengan stunting sudah cukup banyak dilakukan, namun diseminasinya masih terbatas pada jurnal dan pertemuan ilmiah, sehingga belum banyak pengaruh terhadap pembuatan kebijakan dan program yang berbasis bukti.

Sebelumnya, kick off proyek ini dilaksanakan dengan Inisiasi Sinergi oleh Perguruan Tinggi Menuju Kawasan Bebas Stunting 2022 Pada tanggal 24-25 September 2022 bertempat di The 101 Yogyakarta Tugu Hotel.

Sebelumnya, Lily Arsanti Lestari, dari Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gajah Mada (FK-KMK UGM) dan tim yang dipimpinnya telah memperoleh persetujuan atas proposal yang diajukan dengan nilai Rp1 Miliar lebih untuk kegiatan bertajuk Penguatan Pentahelix untuk Jogja Istimewa: Inisiasi Sinergi oleh Perguruan Tinggi Menuju Kawasan Bebas Stunting.

"Proyek ini pada intinya adalah pendampingan dan pemberdayaan oleh sejumlah Perguruan Tinggi di DIY kepada penyusun dan pelaksana kebijakan terkait stunting di DIY dari tingkat provinsi, kabupaten/kota sampai ke tingkat kalurahan dalam memastikan terwujudnya DIY sebagai kawasan bebas stunting," kata Lily.

DSiti Helmyati, selaku ketua PKGM FK-KMK UGM berharap kegiatan ini dapat membantu pemerintah, khususnya pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam mengevaluasi dan mempertajam kebijakan untuk menurunkan prevalensi stunting.

Dalam kesempatan itu Direktur Kerjasama Pendidikan Kependudukan BKKBN, Edi Setiawan mengatakan, peluncuran program Kedaireka Jogja Istimewa 2022 ini dapat meningkatkan komitmen dan mempererat kolaborasi seluruh elemen yang ada di provinsi DIY.

"Bukan hanya elemen di perguruan tinggi namun juga seluruh elemen pentahelix yang ada di DIY untuk berkerja bersama membangun gizi keluarga dalam upaya mencegah stunting untuk pembangunan SDM bangsa Indonesia yang berkualitas," kata Edi.

Rangkaian kegiatan sudah dimulai sebelumnya dengan pembentukan Tim Pendampingan Perguruan Tinggi yang melibatkan UGM, Poltekes Yogyakarta, UAD, Unriyo, UGK, dan UAD.

Ada 14 kegiatan yang disusun, mulai dari pembuatan policy brief, penyusunan modul, kanal website, rangkaian diskusi, hingga produksi reka cipta Prebio Vitamin dalam bentuk Gummy Candy yang akan didistribusikan melalui Posyandu.

Tidak ketinggalan pelatihan-pelatihan termasuk pelatihan kepada Kader Posyandu dan Tim Pendamping Keluarga yang berbasis di Kalurahan.

Selain masalah stunting, dari sejumlah bidang atau tema garapan prioritas Kedaireka adalah mengenai kemandirian kesehatan, terutama terkait pembuatan dan pengembangan alat kesehatan, pembuatan dan pengembangan obat herbal dan non-herbal.

Konsep Kedaireka sendiri tercetus dari visi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nadiem Makarim dan Direktur Jenderal Dikti, Nizam dalam mewujudkan kemudahan sinergi antara perguruan tinggi dan industri dalam satu platform. Komitmen terhadapt Kedaireka turut didukung hadirnya program Matching Fund sebagai insentif bersinergi.

KEYWORD :

Perguruan Tinggi Kawasan Bebas Stunting Program Kedaireka BKKBN




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :