Senin, 29/04/2024 23:57 WIB

Mahasiswa S-3 RI di Inggris Diminta Aktif Bangun Jejaring

Mahasiswa S-3 RI di Inggris Diminta Aktif Bangun Jejaring

Mahasiswa S-3 Indonesia di Inggris (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Duta Besar Indonesia untuk London, Desra Percaya, meminta mahasiswa doktoral (S-3) Indonesia yang sedang menempuh studi di Inggris, supaya aktif membangun jejaring. Hal tersebut itu kepada para mahasiswa S-3 yang baru tiba di Inggris pada akhir pekan lalu.

"Bangunlah jejaring seluas-luasnya, jalinlah kerja sama dengan teman-teman lintas negara dan dari berbagai disiplin ilmu," kata Desra dalam keterangan persnya pada Senin (17/10).

Dia mengatakan bahwa menempuh S-3 di Inggris adalah sebuah kesempatan yang sangat berharga. Pasalnya, sebagian besar universitas di Inggris masuk jajaran perguruan tinggi top di dunia. Oleh karena itu, mahasiswa harus menggunakan kesempatan itu untuk masyarakat Indonesia.

"Berinteraksilah dengan elemen masyarakat lainnya di Inggris. Jadilah pembimbing bagi mahasiswa S-1 maupun S-2, agar semua dapat menyelesaikan studinya dengan baik," imbuh doktor alumnus Durham University, Inggris itu.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan RI Khairul Munadi menambahkan, mahasiswa Indonesia yang menempuh S-3 di Inggris harus memiliki daya juang dan mampu berinovasi. Sebab pendidikan doktoral adalah perjalanan panjang yang sangat menantang.

"Tingkat kegagalan mahasiswa Indonesia yang mengambil S-3 di Inggris sangat kecil. Hampir seluruhnya lulus dengan baik," ucap Khairul.

Khairul juga mengingatkan agar mahasiswa Indonesia dapat membawa dampak konkrit kepada masyarakat setelah menyelesaikan studi. Sebab, sebagian besar mahasiswa Indonesia yang menempuh S-3 di Inggris dibiayai beasiswa pemerintah RI.

"Bangun hubungan baik dengan pembimbing kalian, itu salah satu kunci. Berkontribusilah untuk masyarakat Indonesia sesuai kapasitas masing-masing," pesan Guru Besar Universitas Syiah Kuala tersebut.

Gatot Subroto, Ketua Doctoral Epistemic of Indonesian in the United Kingdom (Doctrine-UK) menyebut jumlah mahasiswa Indonesia yang mengambil program S-3 di Inggris terus bertambah. Untuk diketahui, Doctrine-UK merupakan perhimpunan mahasiswa doktoral Indonesia se-Inggris Raya.

"Anggota kami mencapai 320 orang dan terus bertambah. Para mahasiswa ini menjalani studi S-3 dan riset di berbagai bidang, antara lain ekonomi, sosial, kesehatan, teknik, seni budaya dan berbagai bidang lainnya," terang Gatot.

Dia menambahkan, Doctrine-UK didirikan untuk membantu para mahasiswa doktoral Indonesia di Inggris. Selama ini banyak mahasiswa doktoral yang belum saling kenal, karena terlalu sibuk dengan risetnya. Padahal banyak yang topik risetnya sejenis.

Oleh sebab itu Doctrine-UK membentuk klaster atau kelompok diskusi. Organisasi ini sudah memiliki 12 kelompok diskusi, antara lain tentang kebijakan publik, perubahan iklim, pemasaran dan bisnis, serta kajian multidisiplin.

"Doctrine-UK mengusung misi connect, collaborate, dan contribute. Artinya, seluruh mahasiswa doktoral harus saling terkoneksi, berkolaborasi dan berkontribusi agar hasil risetnya bisa memberi dampak pada bangsa. Kalau kita saling bekerja sama, maka hasil riset kita lebih efisien, efektif dan memiliki dampak lebih besar," urai Gatot yang sedang menempuh S3 di University College London.

Berdasarkan data OECD tahun 2019, jumlah doktor di negara berkembang termasuk Indonesia, masih sangat minim. Jumlah penduduk berusia 25-64 tahun di negara-negara OECD yang mengenyam pendidikan S3 rerata hanya 1,1 persen di antara populasi penduduk.

Negara dengan jumlah doktor terbanyak antara lain Slovenia, Amerika Serikat, Jerman, dan Inggris. Negara-negara yang memiliki lulusan doktor terbanyak itu juga dikenal dengan negara yang unggul di bidang inovasi dan teknologi.

KEYWORD :

Mahasiswa Indonesia Doktor Inggris Desra Percaya Doktrine-UK




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :