Senin, 13/05/2024 09:05 WIB

Korban Tewas Banyak, Mabes Polri Kirim Tim DVI ke Kanjuruhan

Lebih dari 100 orang meninggal dunia usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya berakhir ricuh.

Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Pol Nurul Azizah beri keterangan. (Foto: Jurnas/Dok PolriTV).

Jurnas.com - Mabes Polri mengirimkan tim Disaster Victim Identification (DVI) untuk mengidentifikasi korban tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Lebih dari 100 orang meninggal dunia usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya ricuh.

"Saat ini Mabes Polri mengirimkan tim DVI ke Malang untuk berkoordinasi dengan tim DVI Polda Jawa Timur dan rumah sakit setempat untuk mempercepat identifikasi," kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divisi Humas Polri Kombes Pol. Nurul Azizah di Jakarta, Minggu (2/9).

Nurul juga menyampaikan saat ini Polri fokus untuk mengidentifikasi korban tewas. Polri juga akan memberikan pertolongan medis kepada korban yang kini tengah dirawat di rumah sakit.

Sebelumnya, kerusuhan di Stadion Kanjuruhan terjadi usai suporter Arema memasuki lapangan karena kecewa timnya kalah melawan Persebaya. Insiden itu direspons polisi dengan menghadang dan menembakkan gas air mata.

Gas air mata itu ditembakkan tidak hanya kepada suporter yang memasuki lapangan, tetapi juga ke arah tribun penonton yang kemudian memicu suporter panik.

Akibatnya, massa penonton berlarian dan berdesakan menuju pintu keluar, hingga sesak nafas dan terinjak-injak.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD pun menyoroti insiden nahas tersebut. Mahfud menyebut panitia pelaksana pertandingan tidak melakukan usul-usul teknis yang disampaikan aparat, salah satunya yaitu menyesuaikan penonton dengan kapasitas stadion yang menampung 38 ribu orang.

"Usul-usul itu tidak dilakukan oleh panitia yang tampak sangat bersemangat. Pertandingan tetap dilangsungkan malam hari dan tiket yang dicetak jumlahnya 42 ribu," kata Mahfud dalam pesan singkat, Minggu (2/10).

Selain itu, kata Mahfud, usul lain yang tidak diindahkan yakni waktu pertandingan yang diminta dilaksanakan sore hari, bukan malam hari.

Sejauh ini 130 orang dilaporkan tewas akibat kerusuhan tersebut, dengan dua di antaranya merupakan personel polisi.

KEYWORD :

Arema Persebaya Tragedi Kanjuruhan Supporter Bola Sepak Bola




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :