Jum'at, 26/04/2024 16:10 WIB

Pakar WHO: Seks antara Pria Gay Picu Penyebaran Cacar Monyet

Pakar WHO: Seks antara Pria Gay Picu Penyebaran Cacar Monyet

Telapak tangan pasien kasus cacar monyet dari Lodja, sebuah kota yang terletak di dalam Zona Kesehatan Katako-Kombe, terlihat selama penyelidikan kesehatan di Republik Demokratik Kongo pada tahun 1997. Brian W.J. Mahy/CDC/Handout via REUTERS

London, Jurnas.com - Penasihat terkemuka Organisasi Kesehatan Dunia, Dr. David Heymann mengemukakan, wabah penyakit langka cacar monyet yang belum pernah terjadi sebelumnya di negara maju, disebabkan oleh perilaku seks sesama jenis.

Heymann, yang sebelumnya mengepalai departemen darurat WHO, mengatakan teori utama untuk menjelaskan penyebaran penyakit ini ialah transmisi seksual di antara pria gay dan biseksual pada acara pesta rave di Spanyol dan Belgia.

Pasalnya, cacar monyet (monkeypox) sebelumnya tidak memicu wabah yang meluas di luar Afrika, di mana penyakit ini endemik pada hewan.

"Kami tahu monkeypox dapat menyebar ketika ada kontak dekat dengan lesi seorang yang terinfeksi, dan sepertinya kontak seksual memperkuat penularan itu," kata Heymann dikutip dari Associated Press pada Senin (23/5).

Wabah cacar monyet saat ini menandai perubahan yang signifikan dari pola penyebaran penyakit yang khas di Afrika tengah dan barat itu. Sebab, sebelumnya wabah ini tidak menyebar melintasi perbatasan.

Hingga saat ini, WHO mencatat lebih dari 90 kasus cacar monyet di belasan negara termasuk Inggris, Spanyol, Israel, Prancis, Swiss, Amerika Serikat, dan Australia.

Menurut keterangan pejabat kesehatan senior Madrid, Enrique Ruiz Escudero, ibu kota Spanyol telah mencatat 30 kasus yang dikonfirmasi sejauh ini. Dia menyebut pihak berwenang sedang menyelidiki kemungkinan hubungan antara acara Gay Pride baru-baru ini di Kepulauan Canary, yang menarik sekitar 80.000 orang, dan kasus-kasus di sauna Madrid.

Heymann memimpin pertemuan mendesak kelompok penasihat WHO tentang ancaman penyakit menular pada Jumat pekan lalu, untuk menilai epidemi yang sedang berlangsung. Dia mengatakan tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa cacar monyet telah bermutasi menjadi bentuk yang lebih menular.

Cacar monyet biasanya menyebabkan demam, menggigil, ruam, dan luka di wajah atau alat kelamin. Penyakit ini dapat menyebar melalui kontak dekat dengan orang yang terinfeksi atau pakaian atau seprai mereka, tetapi penularan seksual belum ditemukan. Kebanyakan orang sembuh dari penyakit ini dalam beberapa minggu tanpa memerlukan rawat inap. Vaksin cacar, penyakit terkait, juga efektif dalam mencegah cacar monyet dan beberapa obat antivirus sedang dikembangkan.

Dalam beberapa tahun terakhir, penyakit ini telah berakibat fatal hingga 6 persen dari infeksi, tetapi tidak ada kematian yang dilaporkan di antara kasus-kasus yang ada saat ini. WHO mengatakan kasus yang dikonfirmasi sejauh ini merupakan kelompok virus cacar monyet Afrika Barat yang tidak terlalu parah dan tampaknya terkait dengan virus yang pertama kali terdeteksi pada kasus yang diekspor dari Nigeria ke Inggris, Israel, dan Singapura pada 2018-2019.

WHO menilai wabah itu "peristiwa yang sangat tidak biasa", dan fakta bahwa kasus-kasus yang terlihat di banyak negara berbeda menunjukkan bahwa penyakit itu mungkin telah menyebar secara diam-diam selama beberapa waktu. Direktur Badan Eropa memperingatkan bahwa saat musim panas dimulai di seluruh benua, pertemuan massal, festival, dan pesta dapat mempercepat penyebaran cacar monyet.

"Secara alami, aktivitas seksual melibatkan kontak intim, yang diharapkan dapat meningkatkan kemungkinan penularan, apapun orientasi seksual seseorang dan terlepas dari cara penularannya," terang Mike Skinner, ahli virologi di Imperial College London.

Pada Minggu (22/5) kemarin, Kepala Penasihat Medis Badan Keamanan Kesehatan Inggris, Dr. Susan Hopkins, mengatakan sebagian besar kasus di Inggris dan Eropa terjadi pada pria muda tanpa riwayat perjalanan ke Afrika. Juga terjadi pada pria gay, biseksual atau berhubungan seks dengan pria. Pihak berwenang di Portugal dan Spanyol menambahkan, kasus cacar monyet terjadi pada pria yang sebagian besar berhubungan seks dengan pria lain, dan yang infeksinya diketahui ketika mereka mencari bantuan untuk lesi di klinik kesehatan seksual.

KEYWORD :

Cacar Monyet Gay LGBT WHO Aktivitas Seksual




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :