Selasa, 30/04/2024 11:50 WIB

Uji Coba Peremajaan Sel Berhasil, Ilmuwan Siapkan Metode Aman

Sekelompok ilmuwan berhasil melakukan peremajaan sel-sel kulit perempuan berusia 53 tahun menjadi 30 tahun lebih muda, sehingga setara dengan perempuan 23 tahun.

Ilustrasi peremajaan kulit (Foto: Ist)

London, Jurnas.com - Sekelompok ilmuwan berhasil melakukan peremajaan sel-sel kulit perempuan berusia 53 tahun menjadi 30 tahun lebih muda, sehingga setara dengan perempuan 23 tahun.

Dari percobaan ini, para ilmuwan di Cambridge optimistis bahwa mereka dapat melakukan hal yang sama dengan jaringan lain di dalam tubuh.

Tujuan akhirnya ialah mengembangkan pengobatan untuk penyakit yang berkaitan dengan usia seperti diabetes, penyakit jantung dan gangguan neurologis.

Teknologi ini dibangun di atas teknik yang digunakan untuk menciptakan Dolly si domba kloning lebih dari 25 tahun yang lalu.

Kepala tim, Wolf Reik dari Babraham Institute di Cambridge, menjelaskan bahwa dia berharap teknik ini pada akhirnya dapat digunakan untuk membuat orang lebih sehat lebih lama seiring bertambahnya usia.

"Kami telah memimpikan hal semacam ini. Banyak penyakit umum menjadi lebih buruk seiring bertambahnya usia dan berpikir untuk membantu orang dengan cara ini sangat mengasyikkan," kata Reik dikutip dari BBC pada Jumat (8/4).

Reik menekankan bahwa karya tersebut, yang telah diterbitkan dalam jurnal eLife, masih dalam tahap yang sangat awal. Dia mengatakan bahwa ada beberapa masalah ilmiah yang harus diatasi sebelum bisa keluar dari labnya dan masuk ke klinik. Namun, dia menggarisbawahi bahwa peremajaan sel adalah mungkin merupakan langkah maju yang kritis.

Asal usul teknik ini berasal dari tahun 1990-an, ketika para peneliti di Roslin Institute di luar Edinburgh mengembangkan metode untuk mengubah sel kelenjar susu dewasa yang diambil dari domba menjadi embrio. Ini mengarah pada penciptaan Dolly si domba kloning.

Tujuan tim Roslin bukanlah untuk membuat klon domba atau bahkan manusia, tetapi menggunakan teknik tersebut untuk menciptakan sel punca embrionik manusia. Dari sel ini mereka berharap, dapat tumbuh menjadi jaringan tertentu, seperti otot, tulang rawan, dan sel saraf untuk menggantikan bagian tubuh yang aus.

Teknik Dolly dibuat lebih sederhana pada tahun 2006 oleh Prof Shinya Yamanaka, saat itu di Universitas Kyoto. Metode baru, yang disebut IPS, melibatkan penambahan bahan kimia ke sel dewasa selama sekitar 50 hari. Hal ini mengakibatkan perubahan genetik yang mengubah sel dewasa menjadi sel induk.

Baik dalam teknik Dolly maupun IPS, sel punca yang dibuat perlu ditumbuhkan kembali ke dalam sel dan jaringan yang dibutuhkan pasien. Hal ini terbukti sulit dan meskipun telah dilakukan upaya selama beberapa dekade, penggunaan sel punca untuk mengobati penyakit saat ini sangat terbatas.

Tim Prof. Reik menggunakan teknik IPS pada sel kulit berusia 53 tahun. Tetapi mereka mempersingkat mandi kimia dari 50 hari menjadi sekitar 12 hari. Dr. Dilgeet Gill terkejut menemukan bahwa sel-sel tersebut tidak berubah menjadi sel induk embrionik, tetapi diremajakan menjadi sel-sel kulit yang tampak dan berperilaku seolah-olah mereka berasal dari usia 23 tahun.

"Saya ingat hari saya mendapatkan hasilnya kembali dan saya tidak cukup percaya bahwa beberapa sel 30 tahun lebih muda dari yang seharusnya. Itu adalah hari yang sangat menyenangkan!" ujar Gill.

Teknik tersebut tidak bisa langsung diterjemahkan ke klinik karena metode IPS meningkatkan risiko kanker. Namun Prof Reik yakin bahwa kini diketahui kemungkinan peremajaan sel, sehingga timnya dapat menemukan metode alternatif yang lebih aman.

"Tujuan jangka panjangnya adalah untuk memperpanjang rentang kesehatan manusia, bukan umur, sehingga orang bisa menua dengan cara yang lebih sehat," tegas dia.

KEYWORD :

Peremajaan sel Ilmuwan Metode Alternatif Perempuan Muda




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :