Kotoran kelelawar siap diekspor (Foto: Ist)
Makassar, Jurnas.com – Kotoran kelelawar atau yang lebih dikenal dengan sebutan bat guano ternyata dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Kandungan fosfor dan nitrogen yang berasal dari kotoran kelelawar yang bercampur dengan bakteri pengurai ini memiliki kontribusi besar dalam mencukupi kebutuhan nutrisi tanah.
Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Karantina Pertanian Makassar pada Selasa minggu ini telah mensertifikasi 46 ton bat guano yang akan dikirm ke Amerika Serikat (AS).
Sebelumnya puluhan ton bat guano ini telah diperiksa oleh pejabat karantina dan dinyatakan dalam kondisi baik, sehat, bersih, bebas dari Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan siap diberangkatkan ke negeri Paman Sam.
Koordinator Karantina Hewan, Sandra Diah Widhiyana menjelaskan bat guano ini setelah dijadikan pupuk kualitas super dapat digunakan pada semua jenis tanaman.
Kotoran kelelawar memiliki kadar nitrogen, kalium dan fosfat yang tinggi. Memanfaatkan kotoran hewan sebagai pupuk organik merupakan langkah yang sangat bagus," paparnya.
Sementara itu, Kepala Karantina Pertanian Makassar, Lutfie Natsir menambahkan bat guano merupakan komoditas yang mempunyai potensi yang besar di Sulawesi Selatan.
"Sebagai salah satu komoditas ekspor, bat guano ini mempunyai potensi ekspor yang menjanjikan sehingga harus terus dikembangkan," kata Lutfie.
Lutfie mengatakan, di Sulawesi Selatan, Kabupaten Maros dan Bone merupakan daerah penghasil bat guano terbanyak. Sehingga Karantina Pertanian Makassar akan terus bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan agar ekspor bat guano ini dapat terus meningkat.
Sama halnya dengan AS, Tiongkok juga merupakan negara tujuan ekspor bat guano, karena selain sebagai pupuk organik bat guano juga digunakan sebagai bahan baku kosmetik. Menurut data IQFAST sepanjang tahun 2021, Karantina Pertanian Makassar telah mengekspor 138 ton bat guano.
KEYWORD :Kotoran Kelelawar Bat Guano Karantina Pertanian Makassar Lutfie Natsir Amerika Serikat
