Minggu, 19/05/2024 14:22 WIB

Mentan Syahrul Buka Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo yang dijadwalkan hadir cara langsung, terpaksa harus membuka pelatihan tersebut secara virtual karena tertular COVID-19 varian Omicron.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo secara resmi membuka Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh Tahun 2022 melalui virtual zoom, Rabu (23/2).

JAKARTA, Jurnas.com - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo secara resmi membuka Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh Tahun 2022 secara virtual, Rabu (23/2).

Syahrul menyampaikan apresiasi atas inisiasi Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDMP) menyelenggarakan pelatihan tersebut. Menurutnya, pelatihan ini luar biasa dan sangat penting untuk bangsa dan negara.

"Jadi, pelatihan ini sangat luar biasa dalam menghadapi suatu kondisi yang tidak bisa diprediksi, uncontinuous, dan unlinear seperti perubahan iklim dan dampak COVID-19 setelah dua tahun," kata Syahrul.

Selanjutanya, mantan gubernur dua periode Sulawesi Selatan itu menyampaikan tiga poin penting untuk menghadapi perubahan iklim. Pertama, membenahi agenda intelektual.

"Mindset terlebih dahulu yang harus kita benahi melalui pelatihan atau direferensi kembali makna pertanian bahwa pertanianlah yang akan membangun bangsa. Kalau pertanian kacau maka rezim ini akan tumbang," kata Syahrul.

Kedua, lanjut Syahrul, memixing tantangan perubahan iklim. "Jadi, pelatihan ini sangat penting untuk memixing gerakan kita. Bahasanya teorinya melakukan agenda manajemen terhadap tantangan yang ada," kata Syahrul.

Terakhir, yaitu menyesuaikan prilaku dan budidaya pertanian. "Kita harus menggunakan artificial inteligent untuk mengetahui sepeti apa agroklimat yang ada kita harus menggunakan sistem digital," pungasnya.

Sementara itu, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi dalam laporannya menyampaikan bahwa perubahan iklim memberikan dampak luar biasa terhadap seluruh sendi kehidupan, termasuk sektor pertanian.

"Kita harus paham, perubahan berdampak pada terjadinya iklim ekstrem seperti El Nino dan La Nina. Perubahan iklim ini juga menimbulkan serangan organisme pengganggu (OPT) dan intrusi air laut yang dapat meracuni lahan pertanian yang ada di pesisir kita," jelas Dedi.

Dampak perubahan iklim tersebut, kata Dedi, dapat mengganggu produksi dan produktivitas pertanian secara signifikan. Karana itu, antisipasi mau tidak mau harus dipersiapkan agar tetap eksis.

Dedi mengatakan tema yang diangkat kali ini mengikuti komitmen Kelompok Kerja Pertanian (Agriculture Working Group) G20 tahun 2022 untuk memelihara bumi dari fenomena perubahan iklim dan tidak boleh ada manusia yang kelaparan (zero hunger).

"Beranti pangan harus tersedia dan dapat diakses seluas-luasnya meksipun kita didera COVID-19 dan perubahan iklim. Untuk itu, Kementan akan melaukan Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh dengan tema Adaptasi dan Mitigasi Pertanian terhadap Dampak Perubahan Iklim.

Tujuan utama pelatihan ini, kata Dedi, agar para petani mengerti dan memahami apa itu perubahan iklim dan bagiaman cara mengantisipasi perubahan iklim di sektor pertanian.

"Karena itu, semua penyuluh harus melakukan pendampingan secara maksimal agar petani mau dan mampu mengimplementasikan teknologi adaptasi perubahan iklim," tegas Syahrul.

KEYWORD :

Pelatihan Sejuta Petani Dedi Nursyamsi Syahrul Yasin Limpo BPPSDMP




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :