Senin, 13/05/2024 00:48 WIB

Lawan China, AS Tingkatkan Keamanan Indo-Pasifik

Pemerintahan Biden mengatakan akan fokus pada setiap sudut kawasan dari Asia Selatan hingga Kepulauan Pasifik untuk memperkuat posisi dan komitmen jangka panjangnya.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memberikan jumpa pers di akhir pertemuan para Menteri Luar Negeri NATO di markas besar Aliansi di Brussels, Belgia, 24 Maret 2021 [Olivier Hoslet / Pool / Anadolu Agency]

WASHINGTON, Jurnas.com - Amerika Serikat (AS) berjanji untuk mengerahkan lebih banyak sumber daya diplomatik dan keamanan ke Indo-Pasifik untuk melawan  upaya China untuk menciptakan lingkup pengaruh regional dan menjadi kekuatan paling berpengaruh di dunia.

Dalam tinjauan strategi 12 halaman, pemerintahan Biden mengatakan akan fokus pada setiap sudut kawasan dari Asia Selatan hingga Kepulauan Pasifik untuk memperkuat posisi dan komitmen jangka panjangnya.

"RRT menggabungkan kekuatan ekonomi, diplomatik, militer, dan teknologinya saat mengejar lingkup pengaruh di Indo-Pasifik dan berusaha menjadi kekuatan paling berpengaruh di dunia," katanya merujuk pada Republik Rakyat China (RRC).

"Upaya kolektif kami selama dekade berikutnya akan menentukan apakah RRT berhasil mengubah aturan dan norma yang telah menguntungkan Indo-Pasifik dan dunia," sambungnya.

Dokumen ini dirilis bertepatan kunjungan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken ke wilayah Indo-Pasifik untuk menekankan prioritas Negeri Paman Sam di kawasan itu.

Hal ini juga terjadi setelah China dan Rusia mendeklarasikan kemitraan strategis tanpa batas, pernyataan mereka yang paling rinci dan tegas untuk bekerja sama membangun tatanan internasional baru berdasarkan interpretasi mereka sendiri tentang hak asasi manusia dan demokrasi. 

Dalam dokumennya, AS berjanji untuk memodernisasi aliansi, memperkuat kemitraan yang muncul, dan berinvestasi dalam organisasi regional. Ini secara khusus menekankan pentingnya India yang kuat sebagai mitra dalam visi regional yang positif.

Dikatakan AS akan mengejar "Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka melalui koalisi yang kuat dan saling memperkuat."

Di bawah rencana aksi untuk 12-24 bulan ke depan, dokumen itu mengatakan Washington akan memperluas kehadiran diplomatiknya di Asia Tenggara dan Kepulauan Pasifik dan memprioritaskan negosiasi kunci dengan negara-negara pulau Pasifik yang mencakup akses bagi militer AS.

"Kami akan memfokuskan kembali bantuan keamanan di Indo-Pasifik, termasuk untuk membangun kapasitas maritim dan kesadaran domain maritim," katanya.

Rencana aksi itu juga berjanji untuk memperluas kehadiran dan kerja sama penjaga pantai AS di Selatan, Asia Tenggara dan Pasifik, di mana Washington telah mengidentifikasi China sebagai ancaman terhadap rute penangkapan ikan dan perdagangan bebas.

"Kami menyadari keterbatasan dalam kemampuan kami untuk mengubah China, dan karena itu berusaha untuk membentuk lingkungan strategis di sekitar China," kata seorang pejabat senior pemerintah AS kepada wartawan, menambahkan bahwa dokumen itu tidak mewujudkan strategi pemerintah China yang lebih luas.

"Strategi China kami dalam lingkup global. Ini mengakui Indo-Pasifik adalah wilayah persaingan yang sangat ketat," katanya.

Dokumen tersebut menegaskan kembali rencana AS untuk meluncurkan Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik pada awal 2022, sebuah inisiatif yang diharapkan pemerintah setidaknya akan mengisi sebagian kesenjangan besar dalam keterlibatan dengan kawasan itu sejak mantan Presiden Donald Trump keluar dari kerangka kerja perdagangan multinasional pada 2017.

Dikatakan pendekatan AS untuk perdagangan akan memenuhi standar tenaga kerja dan lingkungan yang tinggi, sebuah referensi yang menjelaskan, pemerintah akan berpegang teguh pada sumpahnya menghindari kerusakan pada pekerjaan AS dalam urusan ekonomi dengan kawasan itu.

KEYWORD :

Amerika Serikat Indo-Pasifik China




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :