Minggu, 28/04/2024 01:22 WIB

Internasional

Dendam dengan Hillary, Rusia Retas Pemilihan Presiden AS

Harap ingat Vladimir Putin pernah menganggap  Hillary telah mengintervensi pemilihan dia (Pemilu Rusia), pemilu legislatif pada Desember 2011.

Mantan Duta Besar Amerika Serikat untuk Rusia, Michael McFaul

New York -  Mantan duta besar Amerika Serikat untuk Rusia Michael McFaul membeberkan latar belakang atau modus  Rusia meretas proses Pemilihan Presiden AS yang kemudian dimenangkan Donald Trump.

Yang pertama, kata McFaul, adalah balas dendam terhadap Hillary Clinton. "Harap ingat Vladimir Putin pernah menganggap  Hillary telah mengintervensi pemilihan dia (Pemilu Rusia), pemilu legislatif pada Desember 2011, dan dia sering mengungkapkan hal itu di depan publik. Dan saya pernah dengar dia membicarakan soal ini secara pribadi," ujarnya.

"Kedua, Presiden terpilih Trump mendukung banyak posisi kebijakan luar negeri yang disokong Vladimir Putin. Dan jadinya itu menjadi sangat masuk akal, menurut pandangan saya, bahwa dia lebih senang melihat Presiden terpilih Trump menjadi Presiden Amerika Serikat berikutnya ketimbang Hillary Clinton," kata McFaul dalam Meet the Press dari jaringan televisi NBC.

Dan sekarang, kata McFaul lagi,  menambahkan satu faktor lainnya. "Kadang orang menarik kesimpulan bahwa ini entah bagaimana dikoordinasikan dengan Presiden Terpilih Trump. Saya tak percaya teori ini sedikit pun."

"Tetapi apakah Rusia mengambil langkah-langkah untuk membantu dia (Trump)? Saya kira buktinya cukup nyata sehingga kita sungguh-sungguh memerlukan investigasi independen yang bipartisan ini sebagaimana diseru pihak lain," sambung McFaul.

McFaul juga ditanya soal niat Trump memilih Bos ExxonMobil Rex Tillerson sebagai menteri luar negerinya,  dan dia menjawab pilihan itu mengganggu.  "Karena Tillerson memiliki hungan bisnis dan personal dengan Rusia dan Presiden Vladimir Putin," ujar McFaul.

KEYWORD :

Pemilihan Presiden Amerika Michael McFaul




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :