Selasa, 30/04/2024 12:56 WIB

BPOM Tegaskan Keamanan Kemasan Galon Polikarbonat Secara Berulang

Belum ada risiko bahaya kesehatan terkait BPA karena data paparan BPA terlalu rendah untuk menimbulkan bahaya kesehatan. 

Ilustrasi galon guna ulang (foto: Klikdokter)

JAKARTA, Jurnas.com - Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) kembali menegaskan tentang keamanan kemasan galon guna ulang polikarbonat (PC).

Dimuat di situs resmi BPOM dengan Penjelaskan Badan POM RI Tentang Kandungan Bisfenol A (BPA) pada Kemasan Galon AMDK yang Digunakan Secara Berulang ini memperkuat pernyataan Menteri Kesehatan yang menegaskan keamanan galon polikarbonat.

Dijelaskan BPOM, sehubungan dengan beredarnya informasi bahwa kandungan BPA pada kemasan galon Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang digunakan secara berulang dapat berpengaruh terhadap kesehatan, Badan POM memandang perlu memberikan penjelasan sebagai berikut:

Pertama, berdasarkan hasil pengawasan Badan POM terhadap kemasan galon AMDK yang terbuat dari PC selama lima tahun terakhir, menunjukkan, migrasi BPA di bawah 0.01 bpj (10 mikrogram/kg) atau masih dalam batas aman.

Kedua, untuk memastikan paparan BPA pada tingkat aman, Badan POM menetapkan Peraturan Nomor 20 Tahun 2019 tentang Kemasan Pangan. Peraturan ini mengatur persyaratan keamanan kemasan pangan termasuk batas maksimal migrasi BPA maksimal 0,6 bpj (600 mikrogram/kg) dari kemasan PC.

Ketiga, kajian Otoritas Keamanan Pangan Eropa (EFSA) menyatakan, belum ada risiko bahaya kesehatan terkait BPA karena data paparan BPA terlalu rendah untuk menimbulkan bahaya kesehatan. EFSA menetapkan batas aman paparan BPA oleh konsumen adalah 4 mikrogram/kg berat badan/hari.

"Sebagai ilustrasi, seseorang dengan berat badan 60 kg masih dalam batas aman jika mengonsumsi BPA 240 mikrogram/hari," jelasnya.

Penelitian tentang paparan BPA (Elsevier, 2017) menunjukkan kisaran paparan sekitar 0,008-0,065 mikrogram/kg berat badan/hari sehingga belum ada risiko bahaya kesehatan terkait paparan BPA.

Keempat, beberapa penelitian internasional juga menunjukkan penggunaan kemasan PC termasuk galon AMDK secara berulang tidak meningkatkan migrasi BPA.

Penjelasan BPOM ini memperkuat pernyataan Menteri Kesehatan dan para ahli keamanan pangan, pakar kesehatan dan pakar polimer dari berbagai universitas.

Selain Kominfo yang sudah mengkategorikan bahaya BPA pada galon polikarbonat sebagai hoaks disinformasi, dunia kedokteran dan pakar kimia pun memberikan pendapatnya terkait BPA yang terdapat dalam galon guna ulang ini.

Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia dr. Aru Wisaksono Sudoyo mengatakan, belum ada bukti air galon guna ulang menyebabkan penyakit kanker. Menurutnya, 90-95 persen kanker itu dari lingkungan atau environment.

"Kebanyakan karena paparan-paparan gaya hidup seperti kurang olahraga dan makan makanan yang salah, merokok, dan lain sebagainya. Jadi belum ada penelitian air galon itu menyebabkan kanker," ujarnya.
 
Alamsyah Aziz, dokter spesialis kandungan yang juga Ketua Pokja Infeksi Saluran Reproduksi Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), mengatakan sampai saat ini dirinya tidak pernah menemukan adanya gangguan terhadap janin karena ibunya meminum air galon.
 
Karenanya, ia meminta para ibu hamil agar tidak khawatir menggunakan kemasan AMDK galon guna ulang ini,  karena aman sekali dan tidak berbahaya terhadap ibu maupun pada janinnya.

Pakar polimer dari ITB, Ahmad Zainal, juga menyayangkan adanya narasi yang salah dalam memahami kandungan BPA dalam galon guna ulang berbahan Polikarbonat (PC) yang dihembuskan pihak-pihak tertentu akhir-akhir ini. Sebagai pakar polimer, dia melihat PC itu merupakan bahan plastik yang aman.

Zainal mengatakan antara BPA dan PC itu dua hal yang berbeda. Banyak orang salah mengartikan antara bahan kemasan plastik Polikarbonat dan BPA sebagai prekursor pembuatnya.

Menurutnya, beberapa pihak sering hanya melihat dari sisi BPA-nya saja yang disebutkan berbahaya bagi kesehatan tanpa memahami bahan bentukannya yaitu Polikarbonatnya yang aman jika digunakan untuk kemasan pangan.

Ia mengatakan, BPA itu memang ada dalam proses untuk pembuatan plastik PC. Dia mengibaratkannya seperti garam NaCl (Natrium Chlorida), dimana masyarakat bukan mau menggunakan Klor yang menjadi bahan pembentuk garam itu, tapi yang digunakan adalah NaCl yang tidak berbahaya jika dikonsumsi.

"Jadi dalam memahami ini, masyarakat harus pandai mengerti agar tidak dibelokkan oleh informasi yang bisa menyesatkan dan merugikan," kata Zainal.

Ia juga berharap berita yang terkait BPA galon guna ulang harus dijelaskan secara ilmiah. "Jadi, harus dengan data ilmiah sehingga masyarakat kita akan memahami dan bisa mengambil keputusan sendiri," ujarnya.

KEYWORD :

BPOM galon guna ulang Bisfenol Polikarbonat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :