Selasa, 07/05/2024 22:56 WIB

Kepala BPPSDMP Dorong Petani Tanam Jagung di Lahan Masam

Menurut Dedi, sebagaian besar lahan pertanian di Indonesia, konsisi tanahnya masam, terutama yang ada di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi (sebagian), dan Jawa (sebagian) terutama di daerah Banten, Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Tanaman jagung. (Foto: Ist)

JAKARTA, Jurnas.com - Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Nursyamsi meminta penyuluh membimbing petani memanfaatkan tanah masam untuk komoditas jagung.

Menurut Dedi, sebagian besar lahan pertanian di Indonesia, kondisi tanahnya masam, terutama yang ada di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi (sebagian), dan Jawa (sebagian) terutama di daerah Banten, Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Tanah masam, kata Dedi, jika diolah dengan baik menggunakan varietas unggul, fosfat yang dikombinasikan dengan pupuk kompos dosis tinggi, penerapan pupuk berimbang, dan menerapkan pola tanam zigzag, produktivitas jagung bisa mencapai 16 ton per hektare.

"Saya bukan omong kosang. Saya sudah membuktikannya sendiri. Saya sudah lakukan di Lampung, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Selatan," kata Dedi saat menyampaikan arahanya pada Forum Koordinasi Staff Pendamping IPDMIP, Jumat (19/11).

"Kalau tidak percaya ketik di google jagung 20 ton per hektare, tulis nama saya, Dedi Nursyamsi maka akan keluar berita beberapa tahun yang lalu bagaimana tim dari Balitbangtan yang saya pimpin saat itu menghasilkan lebih dari 20 ton per hektare," sambungnya.

Agar menghasilkan nilai tambah, Dedi mendorong para petani menerpakan sistem pertanian terpadu (integrated farming system) berbasis jagung. Divesifikasi komoditas ini sangat penting untuk menekan risiko kegagalan panen disaat yang sama meningkatkan pendapatan petani.

"Jadi manakala ada serangan hama penyakit terhadap jagung, kita masih punya sayur-sayuran, ikan kalau di situ ada embung, kita masih punya bebek, kalau di situ ada kolam ada bebek," kata Dedi.

Sementara itu, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian (Pusluh), Bustanul Arifin Caya mengatakan, pihaknya melakukan berbagai strategi dalam mengembangkan SDM pertanian, yang profesional, berdaya saing, dan berjiwa wirausaha.

Strategi tersebut di antaranya, yakni melakukan regenerasi petani yang berkelanjutan, dan melakukan penguatan profesionalisme dan kompetensi penyuluh.

"Kami juga melakukan penguatan penyelenggaraan penyuluhan pertanian berbasis inovasi ilmu pengetahuan dan rekayasa teknologi dan mengembangkan kewirausahaan, jejaring usaha, kemitraan dan akses pasar," ujarnya.

Selain itu, Bustanul mengatakan, pihaknya juga terus berubaya mengubah mindset bertani, yang awalnya hanya tanam, petik, dan jual menjadi tanam, petik, olah, jual dan korporasi. Dari bertani karena hanya kewajiban atau kebiasaan menjadi agrobisnis.

"Bukan hanya mengubah mindset bertani, tapi juga mengubah mindset penyuluhan dari awalnya konvensional menjadi maju, mandiri, dan modern. Dari metode pendekatan lakususi menjadi Internet of Things (IoT)," sambungnya.

KEYWORD :

Tanah Masam Dedi Nursyamsi Bustanul Arifi Caya Komoditas Jagung




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :