Rabu, 01/05/2024 00:39 WIB

Lokakarya Sumber Digital Berakhir, Ini Harapan ENZ

Lokakarya ini merupakan refresher session atau sesi terakhir dari dua lokakarya yang diselenggarakan oleh Education New Zealand (ENZ). Sesi pertama lokakarya diadakan pada 9 Oktober lalu dengan tema yang sama.

Lokakarya sumber digital oleh ENZ (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Guru sains dari Jaringan Sekolah CIKAL berkesempatan untuk belajar sumber pembelajaran digital, untuk menyusun pelajaran sains yang lebih efektif dalam lokakarya yang diselenggarakan pada 30 Oktober lalu.

Lokakarya ini merupakan refresher session atau sesi terakhir dari dua lokakarya yang diselenggarakan oleh Education New Zealand (ENZ). Sesi pertama lokakarya diadakan pada 9 Oktober lalu dengan tema yang sama.

Sebagai kolaborasi antara Education New Zealand (ENZ) dan Jaringan Sekolah CIKAL, School Influencer Workshop (Lokakarya Pemengaruh Sekolah) ini masih difasilitasi oleh Dr. Srirparna Saha, kandidat PhD dari jurusan GeoEducation di University of Canterbury, New Zealand.

Dalam refresher session tersebut, Dr Sriparna memberikan lebih banyak sumber-sumber pembelajaran digital yang dimiliki oleh New Zealand, seperti portal sains www.sciencelearn.org.nz dan portal pembelajaran milik University of Canterbury https://www.canterbury.ac.nz/science/outreach/learning-resources/ kepada 50 peserta lokakarya.

Saha juga berbagi pengalaman dan studi kasus tentang bagaimana sekolah-sekolah di New Zealand mengaplikasikan kurikulum pelajaran sains dengan kreatif.

"Selama lokakarya, kami berhasil mendiskusikan ide-ide tentang beragam cara untuk mengintegrasikan informasi dan teknologi komunikasi ke dalam kelas-kelas yang berbeda, dengan memperhatikan bahwa tujuan utama pelajaran-pelajaran ini adalah bukan hanya untuk membuat belajar menjadi menyenangkan dan penuh arti bagi mereka, namun juga untuk memuaskan rasa haus mereka akan ilmu semampu kami," kata Saha dalam keterangannya pada Rabu (3/11).

Lokakarya ini juga mendorong para guru untuk mengembangkan kreativitas dalam pelajaran sains mereka. Sebagaimana yang disampaikan oleh Novc Morriska, Programme Manager for Science di Sekolah CIKAL.

Menurut dia, interaksi tatap muka dengan para siswa dengan ditunjang alat-alat digital selama pembelajaran, berguna dalam membuat pembelajaran menjadi interaktif dan dapat diakses.

"Saya berharap dapat mendengar dari para siswa saya sendiri tentang bagaimana menurut mereka alat-alat digital telah membantu pembelajaran dan pemahaman mereka tentang gunung berapi, dan sains secara umum," ujar Novy.

Lokakarya ini merupakan yang terbaru dari serial School Influencer Workshop dari ENZ yang bermula pada 2017. Rangkaian lokakarya ini menggarisbawahi tujuan ENZ yaitu diplomasi pengetahuan, berbagi keahlian, kursus, dan keterampilan yang dimiliki New Zealand untuk ditawarkan pada masyarakat internasional.

Menurut Direktur Regional Asia ENZ, Ben Burrowes, lokakarya ini mewakili upaya New Zealand dalam memampukan lebih banyak masyarakat di luar New Zealand untuk merasakan pengalaman gaya belajar New Zealand.

"Mātauranga Māori, atau Pengetahuan Maori, adalah keunikan kami. Ini merupakan hal holistik dan merujuk pada pengetahuan, pengertian, dan pemahaman tentang semua hal yang kasat mata maupun tidak yang hadir dalam semesta, dan gunung berapi adalah bagian dari itu. Yang terpenting, dasar dari Mātauranga Māori memandang pengetahuan yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran lisan," terang dia.

"Kami berharap dapat terus menyelenggarakan lokakarya bersama seperti ini dengan para ahli kami di New Zealand dan para mitra kami di Indonesia," tutup Burrowes.

KEYWORD :

Education New Zealand Lokakarya Sumber Digital Pembelajaran Daring




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :