Minggu, 05/05/2024 17:04 WIB

UMKM Terbukti Efektif Dongkrak Ekonomi Nasional Selama Pandemi

61,7 persen PDB Indonesia disumbang oleh UMKM dengan mayoritas 37,7 persen berada di usaha mikro

Ketua Komisi I DPR-RI Meutya Hafid

Jakarta, Jurnas.com - Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran dan kontribusi besar dalam pemulihan perekonomian nasional selama pandemi Covid-19.

Dalam kaitan itu, DPR mendorong pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk berpartisipasi aktif dalam melakukan pelatihan-pelatihan kepada para pelaku UMKM, sehingga mereka dapat dengan optimal memanfaatkan ruang digital dalam meningkatkan transaksi dagang daringnya.

Demikian disampaikan Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid dalam keynote speakernya pada acara webinar bertajuk UMKM Maju Melalui Pemanfaatan Media Sosial yang diselenggarakan DPR bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) di Jakarta, Kamis (7/10).

Acara yang diikuti 150 mahasiswa dari wilayah Sumatera Utara dan sebagian wilayah Jabodetabek melalui zoom itu menghadirkan Dosen Vokasi UI, Dr Devie Rahmawati serta Founder Nasi Goreng Tiarbah dan Masak Institute, Tiarbah sebagai narasumber.

"Dari data yang ada, 61,7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, disumbang oleh UMKM dengan mayoritas 37,7 persen berada di usaha mikro," kata Meutya Hafid.

Ia mengatakan DPR terus mendorong pemerintah untuk mempercepat berbagai upaya dalam membangun literasi digital sehingga menjadi upaya perubahan kultur dan attitude masyarakat dalam percepatan transformasi digital.

"Mengakses internet secara mudah, cepat dan terjangkau merupakan impian seluruh bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke," katanya.

Sementara itu, Dosen Vokasi UI, Devie Rahmawati menyatakan UMKM, startup, dan korporasi harus berani memulai transformasi cara kerja dengan memanfaatkan teknologi digital.

“Penerapan teknologi dapat memberikan peluang bagi sebuah bisnis untuk dapat bergerak lebih cepat dan produktif walau bekerja secara jarak jauh,” kata dia.

Di tempat yang sama, Founder Nasi Goreng Tiarbah dan Masak Institute, Tiarbah mengatakan dirinya memulai bisnisnya sejak awal pandemi pada Maret 2020 lalu. Tapi, awalnya ia membuat dendeng lemak hanya untuk kebutuhan pribadinya.

"Waktu awal itu kan pandemi kan saya di Belitung nih, pulau kecil. Takutnya dulu lockdown membuat supply makanan ke pulau ini terhambat. Jadi bikin eksperimen ngawetin protein, dibikin dendeng. Itu cuma buat konsumsi pribadi," kata Tiarbah.

Ia memulai bisnis kuliner nasi goreng dengan cara membuka pesanan. Saat memulai bisnis, Tiarbah bisa menjual sekitar 100 porsi setiap kali buka pesanan.

Ketika diunggah di Twitter, semakin banyak orang yang ingin mencoba Nasi Goreng Tiarbah ini. Akhirnya, ia membuka peluang kemitraan untuk orang yang ingin bisnis kuliner.

"Nah, dari sana akhirnya dibuka kemitraan untuk siapa saja yang mau join. Dengan biaya yang sangat rendah, karena tujuannya memang biar banyak orang yang tetap beraktivitas di masa pandemi," ujarnya.

KEYWORD :

UMKM Komisi I DPR Meutya Hafid Covid-19 Kemenkominfo digital




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :