Sehari setelah Korea Utara (Korut) diperingatkan serangan nuklir dari United States, Presiden Donald Trump dan China Xi Jinping kembali membahas situasi Korea Utara via Telefon pada hari Rabu (12/4)
Amerika Serikat menjatuhkan the mother of all bombs atau ibu dari semua bom, yaitu perangkat non-nuklir untuk menyerang sistem terowongan dan gua.
Amerika Serikat (AS) tengah bersiap-siap meluncurkan serangan pendahuluan dengan senjata konvensional ke Korea Utara (Korut) untuk menindaklanjuti tes senjata nuklir
Ancaman Donald Trump atas nuklir Korut hanya mendapatkan tanggapan dingin. Ini disinyalir akan menciptakan babak baru di antara ketiga negara.
Ini merupakan kali pertama Korut memamerkan rudal balistik kapal selamnya, menyusul ancaman dari Amerika Serikat (AS) atas nuklir Korut.
Pernyataan ini lahir terkait dugaan intervensi Amerika Serikat (AS) dalam pemilihan umum Iran yang akan digelar Mei mendatang.
Wakil Presiden Amerika Serikat, Mike Pence pada Minggu (16/04) kemarin menyatakan tidak lagi akan mentolerir kegiatan percobaan nuklir dan misil Korea Utara
Pemerintahan Trump akan mengkaji apakah pencabutan sanksi terhadap Iran akan pengaruhi keamanan nasional Amerika Serikat
Pemerintah China sangat prihatin atas pengembangan nuklir Korea Utara (Korut).
Menlu Amerika Serikat, Rex Tillerson mengkhawatirkan Iran melakukan provokasi yang bertujuan untuk mendestabilisasi Timur Tengah dan merongrong kepentingan AS di wilayah tersebut.