Jum'at, 26/04/2024 16:22 WIB

Mau Hapus Mata Pelajaran Sejarah, PDIP Skak Mendikbud Nadiem

Api perjuangan kemerdekaan bangsa lahir atas pemahaman sejarah

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dalam Webinar bertema Pancasila dan Keadilan Sosial

Jakarta, Jurnas.com - Rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menghilangkan mata pelajaran sejarah pada Kurikulum SMA dan SMK mendapat kecaman keras dari PDI Perjuangan.

Bahkan, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto heran Mendikbud Nadiem Makarim tak paham akan pentingnya sejarah bagi kemajuan bangsa. Ia pun meminta Mendikbud jangan mengedepankan pragmatisme dalam dunia pendidikan.

“Mendikbud Nadiem Makarim tidak paham bagaimana api perjuangan kemerdekaan bangsa lahir atas pemahaman sejarah, dan kemudian memunculkan kesadaran kritis untuk melawan penjajahan; melawan kapitalisme, imperialisme, dan kolonialisme," jelas Hasto dalam keterangan tertulis, Minggu (20/9/2020).

Tentang pentingnya sejarah, Hasto mengingatkan bahwa sejarah itu terang peradaban suatu bangsa. Sejarah mempertemukan masa lalu, mengambil nilai, cita-cita dan akar kebudayaan suatu bangsa dari masa lalu.

"Kemudian dirangkai dengan kondisi saat ini, dan terciptalah cita-cita masa depan sebagai satu benang merah sejarah peradaban bangsa," jelasnya.

Saking pentingnya sejarah, Hasto menyebut Bung Karno dalam pembuangan di NTT dan Bengkulu, paling gemar mengajar sejarah. Sejarah yang membangun cita-cita kemerdekaan; sejarah yang mengangkat akar nusantara sebagai bangsa besar yang mewarnai peradaban dunia.

Dengan dasar itu, Hasto selaku Sekjen PDI Perjuangan sangat menyesalkan bagaimana sosok seperti Nadiem Nakarim memiliki kesadaran yang rendah tentang makna sejarah.

Padahal kalau berkunjung ke Museum, seluruh kader PDI Perjuangan diajarkan suatu pesan: anda boleh meninggalkan gedung museum sejarah, tetapi jangan pernah meninggalkan sejarah.

"Suatu bangsa akan kehilangan masa depan apabila meninggalkan sejarah," paparnya.

Dengan dasar itu, PDI Perjuangan meminta Mendikbud untuk melihat pendidikan dalam pengertian luas, yakni pendidikan yang meletakkan dasar budi pekerti, pendidikan karakter bangsa, sebagai dasar dari kemajuan. Dengan begitu, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berjalan beriringan sesuai sejarah dan kebudayaan bangsa.

“Belajarlah dari para pendiri bangsa. Belajar ilmu pengetahuan dan teknologi dari Barat dan berbagai belahan dunia lainnya, namun membumikan setiap pengetahuan pada akar sejarah dan kebudayaan bangsa," tuntas Hasto Kristiyanto,
Sekjen DPP PDI Perjuangan.

KEYWORD :

Sejarah Kurikulum SMA dan SMK Nadiem Makarim Hasto Kristiyanto




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :