Jum'at, 26/04/2024 17:51 WIB

Pertamina Rugi, Said Didu: Akibat Bayar Pencitraan Pemerintah, Ahok Ngapain?

Terjadi peningkatan biaya operasional yang sangat besar di 2020.

Said Didu, saat diskusi dengan Hersubeno Arief di Channel YouTube

Jakarta, Jurnas.com - Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu menilai kerugian yang dialami PT Pertamina (Persero) sepanjang semester I-2020 tak lepas dari Pemerintahan Joko Widodo, alias bukan semata-mata karena kinerja perusahaan.

Said Didu pun bertanya-tanya, apa yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang duduk di kursi Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina.

Sepanjang semester 1-2020 Pertamina mencatat rugi bersih Rp11,3 triliun. Padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya, BUMN minyak ini meraup laba Rp38,5 triliun.

"Ahok diangkat pasti oleh presiden, saya katakan pasti oleh presiden bukan oleh Menteri BUMN Erick Thohir. Sebab memang BUMN besar dan strategis itu selalu oleh presiden," ujar Said Didu dalam chanel youtube MSD, dikutip Jumat (28/8/2020).

Said Didu memulai pembicaraan dengan mengingatkan empat pesannya kepada Ahok saat pertama kali dipilih menjadi Komut Pertamina.

Pertama, agar Ahok meminta presiden untuk tidak memberikan beban ke Pertamina demi pencitraan; Kedua minta agar Menteri Keuangan membayar utang Pemerintah ke Pertamina.

Ketiga, minta ke DPR agar memberikan subsidi yang cukup; dan Keempat, minta kepada Menteri ESDM agar diberikan ladang minyak yang harganya murah atau kalau bisa gratis.

"Tapi yang dilakukan Ahok ini bukanya minta presiden untuk tidak membebani Pertamina untuk pencitraan, tapi yang terjadi malah pembebanan pada rakyat. Kan harga BBM yang dijual pemerintah tetap, sementara harga minyak dunia turun. Jadi kebalik, yang dibebani oleh Ahok malah rakyat," ujar Said Didu.

Kedua, lanjut Said Didu, Ahok sebagai Komut Pertamina juga tidak melakukan apa-apa, karena utang pemerintah ke Pertamina bukannya dibayar tapi malah semakin bertambah.

"Pertanyaannya, apa yang dikerjakan Ahok selama jadi Komut Pertamina? Tidak ada. Malah membebani rakyat," ujar Said Didu.

Ia juga merasa ada keanehan, ketika Ahok mengaku tidak diberi laporan keuangan Pertamina karena rugi. Padahal, jelas Said Didu, rapat dewan komisaris dan dewan direksi minimal dilakukan setiap bulan sekali, dan rapat itu dipimpin oleh Komisaris Utama.

Dan agenda wajib dalam rapat adalah membahas laporan keuangan. Neraca laba rugi, cost operasional, dan rencana bulan selanjutnya pun di laporkan dalam rapat itu.

"Jadi kalau dia (Ahok) nyatakan tidak tau. Maka selama ini ngerjain apa?" tegas Said Didu.

Lebih dalam, Said Didu menganalisa kenapa Pertamina sampai rugi. Ia menduga karena pemerintah. said Didu menyebut informasi bahwa terjadi peningkatan biaya operasional yang sangat besar di 2020.

"Saya belum tau detailnya, tapi puluhan triliun," ungkap Said Didu.

Bicara kinerja usaha pertamina, kata Said Didu, sebenarnya impas, tidak rugi kalaupun tidak untung. Tapi pada kenyataannya kenapa Pertamina rugi? Nah, Said Didu menyebut kerugian pertamina tak lepas dari peran pemerintah.

"Saya objektif saja. Sebenarnya ini bebannya karena pemerintah tidak membayar utangnya ke Pertamina," jelasnya.

Said Didu memaparkan, dalam kondisi sekarang memang hampir semua perusahaan minyak itu rugi karena menurunkan harga jual.

Sedangkan kalau bicara Pertamina, maka harus dilihat sektor hulu dan hilir. Hulu memang pasti labanya berkurang karena penurunan harga minyak dunia.

"Yang hilir dibagi dua, yakni yang komersial dan subsidi. Untuk subsidi hampir tak ada lagi karena sudah dicabut. Sedangkan untuk komersial pastinya untung besar. Sebab harga pertamax yang seharusnya sekitar Rp550 per liter, oleh pertamina tetap dijual Rp9.500 per liter sehingga marginnya besar sekali," ungkap Said Didu.

"Mestinya impas lah, tidak rugi. Maka apa penyebabnya kenapa rugi, karena utang pemerintah tidak dibayar dan karena subsidi BBG juga kan tidak dibayar pemerintah," jelasnya.

Said Didu juga menyebut dugaannya, bahwa penyebab kerugian pertamina adalah karena ada biaya yang dipakai untuk pencitraan pemerintah.

KEYWORD :

Pertamina (Persero) Said Didu




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :