Jum'at, 26/04/2024 00:09 WIB

Turki Tolak Proposal Mesir untuk Gencatan Senjata Libya

Kepresidenan Turki mengatakan Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin membahas Libya melalui telepon pada hari Rabu.

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu (tengah), Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar (kanan) dan Kepala Organisasi Intelijen Turki Hakan Fidan (kiri) menghadiri konferensi pers bersama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Perdana Menteri Libya Fayez al-Sarraj di Presidensial Kompleks di Ankara, Turki pada 4 Juni 2020. [Metin AktaÅŸ - Anadolu Agency]

Jakarta, Jurnas.com - Turki menolak proposal Mesir untuk gencatan senjata di Libya, dimana mereka mengatakan rencana itu bertujuan untuk menyelamatkan Khalifa Haftar setelah gagal untuk mengendalikan ibu kota Tripoli.

Turki mendukung Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang diakui secara internasional oleh Fayez al Serraj, yang pasukannya dalam beberapa pekan terakhir memukul mundur serangan 14 bulan di Tripoli oleh Tentara Nasional Libya (LNA) Haftar, yang didukung oleh Uni Emirat Arab, Mesir, dan Rusia.

Mesir menyerukan gencatan senjata dimulai pada Senin, sebagai bagian dari inisiatif yang juga mengusulkan dewan kepemimpinan terpilih untuk Libya. Rusia dan UEA menyambut baik rencana itu, sementara Jerman mengatakan pembicaraan yang didukung PBB adalah kunci bagi proses perdamaian.

Namun, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menolak proposal tersebut sebagai upaya untuk menyelamatkan Haftar menyusul kerugian yang dideritanya di medan perang.

“Upaya gencatan senjata di Kairo masih mati. Jika gencatan senjata ditandatangani, itu harus dilakukan pada platform yang menyatukan semua orang, ”kata Cavusoglu dilansir Middleeast, Kamis (11/06).

"Panggilan gencatan senjata untuk menyelamatkan Haftar tampaknya tidak tulus atau dapat dipercaya bagi kita," tambahnya.

Cavusoglu mengatakan Turki akan melanjutkan pembicaraan dengan semua pihak untuk solusi di Libya, tetapi solusi seperti itu akan membutuhkan persetujuan kedua belah pihak.

Presiden Turki Tayyip Erdogan dan Presiden AS Donald Trump membahas Libya dalam sebuah panggilan pada Senin. Erdogan mengatakan keduanya menyetujui "beberapa masalah" di Libya, dan bahwa GNA akan terus berjuang untuk merebut kota pesisir Sirte dan pangkalan udara Jufra di selatan.

Cavusoglu mengatakan Erdogan dan Trump telah mendelegasikan menteri luar negeri dan pertahanan mereka, kepala intelijen dan penasihat keamanan untuk membahas langkah-langkah yang mungkin di Libya.

Kepresidenan Turki mengatakan Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin membahas Libya melalui telepon pada hari Rabu.

Mereka juga membahas perkembangan di wilayah barat laut Idlib Suriah, di mana Turki mengatakan gencatan senjata berusia tiga bulan yang dicapai oleh Moskow dan Ankara masih berlangsung, meskipun Turki mengatakan ada upaya oleh kelompok-kelompok radikal di sana untuk mengacaukannya.

KEYWORD :

Pemerintah Turki Proposal Mesir Gencatan Senjata Lybia




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :