Sabtu, 20/04/2024 09:52 WIB

Mengintip Strategi Tiga Petani Milenial Raup Untung di Tengah COVID-19

Disaat sektor lain terpuruk akibat pandemi COVID-19, ketangguhan sektor pertanian dibuktikan Petani Andalan dan Petani Milenial. 

Kesuksesan petani milenial meraup untung di tengah pandemi virus corona (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo diberbagai kesempatan bahwa pertanian merupakan sektor yang paling menjanjikan di tengah pandemi (COVID-19).

"Saat ini, potensi sektor pertanian dan peternakan sangat potensial menjaga stabilitas ekonomi. sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang tangguh dalam mengatasi segala krisis," kata Syahrul.

Disaat sektor lain terpuruk akibat pandemi COVID-19, ketangguhan sektor pertanian dibuktikan Petani Andalan dan Petani Milenial. Bahkan, bukan hanya bertahan, tetapi juga mampu mencetak untung berlipat karena mampu membaca peluang.

Berikut beberapa petani milenial yang berhasil memanfaatkan peluang di tengah pandemi COVID-19;

1. Santoso (P4S Mart-Cianjur Jawa Barat)

Ketua Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Agro Farm Kabupaten Cianjur dan penggagas P4S Mart ini memanfaatkan peluang masifnya penyebaran virus COVID-19 dan banyaknya perkantoran yang menerapkan Work From Home (WFH).

Selain itu, diterapkannya PSBB secara wilayah, membuat ia berinovasi untuk memasarkan produk sayur mayur langsung ke konsumen atau delivery order dengan memanfaatkan teknologi Informasi dengan jargon "Anda dirumah saja kami yang antar".

Santoso juga membangun jejaring dengan koperasi karyawan maupun supermarket. Ia mengatakan, P4S Mart menjadi trik jitu mendidik anak muda tertarik untuk menjadi petani.

Saat ini P4S Mart tengah menyiapkan online shop dan Stokes. "Kebutuhan pangan terus berlanjut, Adanya PSBB tidak berpengaruh dalam distribusi produk," ujar Santoso.

2. Shofyan Adi Cahyo ( P.O Sayur Organik Merbabu/SOM - Semarang Jawa Tengah)

Kesuksesan mendirikan P.O Sayur Organik Merbabu (SOM) ini membawanya terpilih menjadi Duta Petani Milenial Kementan 2020-2022. SOM yang di dirikannya beromzet Rp60 juta per bulan.

Di tengah COVID-19, Shofyan terus mengoptimalkan pemasaran secara online dengan system pesan antar serta memperkuat distribusinya dengan menggandeng agen atau reseller baru, dan bermitra dengan Ojol dan marketplace seperti Tanihub dan Bliblimart.

"E- Commerce yang menawarkan untuk bermitra, mereka tahu SOM dari media sosial," kata Shofyan yang juga merupakan Ketua Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Citra Muda.

Mengantisipasi meningkatnya permintaan di bulan Ramadan dan saat Iedul Fitri, anak muda bergelar Magister Pertanian itu terus memperkuat stok sayuran dikebunnya.

3. Agus Wibowo (P4S Agro Lestari Merbabu – Ds. Sumberejo Ngablak Kabupaten Magelang)

Agus merupakan, petani milenial yang pada 2019 menjadi wakil Indonesia pada dua ajang sekaligus, yakni Global Student Enterpreneur Award (GSEA) di Macau, China dan Kompetisi GSEA Asia Pasifik di Singapura.

Ia memandang pandemi COVID-19 membuka peluang untuk merubah sistem market pertanian yang biasanya dengan sistem tengkulak kemudian melewati beberapa tangan distribusi beralih ke sistem online.

"Beberapa pasar daerah sudah mulai kekurangan pengunjung bahkan ada yg ditutup, dengan begitu kami mensiasati membuat marketplace online untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat," ujar Agus.

Agus sudah juga sudah menyiapkan sayuran di lahannya untuk mengantisipasi meningkatnya kebutuhan konsumsi sayuran selam Ramadan. "Kami tetap menerapkan aturan- aturan standarisasi physical distancing dan juga menjaga kesehatan para petani " ucapnya.

Banyaknya Petani milenial dan Petani Andalan yang mendulang sukses di bidangnya, diungkapkan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi yang mengatakan Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi besar untuk sektor pertanian.

Adanya wabah ini justru sektor pertanian harus makin digenjot karena masyarakat sangat membutuhkan pangan yang sehat.

"Adanya wabah virus COVI-19 ini tidak boleh membuat aktivitas pertanian berhenti. Petani tetap bekerja dan tetap tanam, Poktan dan Gapoktan tetap diberdayakan," kata  Dedi.

KEYWORD :

Virus Corona Petani Milenial Dedi Nusyamsi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :