Rabu, 24/04/2024 10:36 WIB

Iran: Negosiasi dengan AS Buang-buang Waktu

AS menyimpan dendam terhadap Iran bahkan ketika kedua negara adalah sekutu.

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei (Kantor Pemimpin Tertinggi Iran via AP)

Teheran, Jurnas.com - Pemimpin Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayyid Ali Khamenei menekankan perlunya larangan negosiasi dengan Amerika Serikat (AS). Hal itu diyakini dapat menghalangi campur tangan Paman Sam.

"Larangan berulang atas negosiasi dengan AS adalah salah satu cara penting untuk memblokir campur tangan mereka ke Iran kita tercinta," kata Ayatullah Khamenei dalam pertemuan dengan mahasiswa di Teheran, kemarin

"Larangan ini memiliki logika yang kuat: itu akan menghalangi jalan campur tangan musuh, menampilkan kesan Republik Islam terhadap dunia, dan menghancurkan aura palsu AS di hadapan dunia," kata Ayatullah Khamenei.

Pertemuan itu dilakukan menjelang peringatan 40 tahun pengambilalihan kedutaan besar AS di Teheran oleh para mahasiswa Iran yang khawatir ada komplotan yang sedang dibuat di kompleks itu untuk menggulingkan Republik Islam yang baru lahir.

Banyak sentimen yang mendidih pada tahun 1979 saat ini di tengah meningkatnya ketegangan antara Teheran dan Washington, menyusul penarikan AS dari perjanjian nuklir 2015.

Ayatollah Khamenei menyebut awal sejarah permusuhan AS yang dimulai dengan kudeta tahun 1953 terhadap pemerintah Iran yang terpilih secara demokratis. Ia mengatakan, AS menyimpan dendam terhadap Iran bahkan ketika kedua negara adalah sekutu.

"Dari awal hubungan mereka dengan Iran, AS, dengan rencana yang tampaknya bersahabat, terus berselisih dengan negara Iran. Permusuhan ini meluas saat kudeta yang terjadi pada 19 Agustus (1953), yang merupakan awal permusuhan As dengan Iran," kata Khamenei.

"Sejak itu, AS tidak berubah sedikit pun," tambahnya.

Ayatollah Khamenei mengatakan, negosiasi dengan Washington hanya sia-sia, karena tujuan sebenarnya dari para pemimpin AS adalah membuat Iran bertekuk lutut dan memberi tahu dunia, tekanan dan sanksi maksimum membuahkan hasil.

"Beberapa yang melihat negosiasi dengan AS sebagai solusi untuk masalah adalah seratus persen salah. Tidak ada yang akan keluar dari negosiasi dengan AS, karena mereka pasti dan pasti tidak akan membuat konsesi," katanya.

Ayatollah Khamenei mengatakan, seandainya para pejabat Iran naif untuk duduk dalam negosiasi, tidak akan ada tekanan dan sanksi, tetapi cara untuk secara resmi meningkatkan tuntutan baru dan memaksakan kondisi baru akan terbuka.

"Hari ini, atas rahmat Tuhan dan terima kasih atas upaya para pemuda kita, kita memiliki rudal presisi dengan jangkauan 2.000 kilometer yang dapat mengenai target apa pun dengan margin kesalahan hanya satu meter," kata Pemimpin.

"Jika kita pergi ke negosiasi, AS akan mengharapkan rudal itu dimasukkan juga. Misalnya, mereka akan bertanya bahwa rudal Iran harus memiliki jangkauan maksimum 150 kilometer. Jika para pejabat menerimanya, itu akan memiliki menghancurkan negara dan jika tidak, status quo akan tetap ada," tambahnya.

Ayatollah Khamenei mengutip negosiasi yang sia-sia oleh Kuba dan Korea Utara dengan Paman Sam sebagai pelajaran.

"Para pejabat AS dan Korea Utara saling menukar begitu banyak basa-basi, tetapi pada akhirnya, Amerika tidak membatalkan satu pun boikot dan tidak memberikan konsesi," jelasnya.

KEYWORD :

Ali Khamenei Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :