Jum'at, 26/04/2024 17:10 WIB

Pelajar Australia Bantah Mata-Matai Korut

Seorang pria Australia yang dibebaskan dari tahanan Korea Utara pekan lalu membantah memata-matai negara itu.

Pelajar Australia Alek Sigley ditahan di Korea Utara sampai minggu lalu. Reuters

Jakarta, Jurnas.com - Seorang pria Australia yang dibebaskan dari tahanan Korea Utara pekan lalu membantah memata-matai negara tersebut.

Alek Sigley, 29, dibebaskan Kamis lalu setelah ditahan selama beberapa hari dan diterbangkan ke Tokyo untuk dipersatukan kembali dengan istrinya.

Media pemerintah negara itu menuduh Sigley memata-matai, meskipun tidak disebutkan untuk siapa dia bekerja atau informasi apa yang seharusnya dia serahkan.

"Dia telah memata-matai dengan mengumpulkan informasi internal kami dan berbagi dengan orang lain dan berulang kali meminta pengampunan kami karena melanggar kedaulatan kami," bunyi pernyataan media lokal Korut dilansir The National.

Setelah dibebaskan minggu lalu, Mr Sigley mengeluarkan pernyataan resmi tentang penahanannya. Pada hari Selasa ia menguraikan di Twitter.

"Tuduhan bahwa saya adalah mata-mata sangat keliru," tweetednya. "Seluruh situasi membuatku sangat sedih."

Sigley, yang fasih berbahasa Korea, mengorganisir tur ke Korea Utara dan mengelola situs media sosial yang memposting konten apolitis tentang kehidupan di salah satu negara paling rahasia di dunia.

Dia juga menulis kolom untuk situs web spesialis NK News, yang oleh media pemerintah Korea Utara disebut sebagai outlet berita anti-rezim dalam sebuah laporan pada hari Sabtu.

"Saya mungkin tidak akan pernah lagi berjalan di jalanan Pyongyang, sebuah kota yang memegang tempat yang sangat istimewa di hati saya," tulisnya.

"Saya mungkin tidak akan pernah lagi melihat guru dan mitra saya di industri perjalanan, yang saya anggap teman dekat. Tapi itulah kehidupan," tambahnya.

Sigley juga menyatakan sedih bahwa ia tidak akan dapat menyelesaikan gelar masternya dari Universitas Kim Il-sung, meskipun menyelesaikan lebih dari setengah dari kursus.

Mengamankan pembebasannya merupakan operasi yang sulit bagi pemerintah Australia karena tidak memiliki perwakilan diplomatik di negara tersebut. Sebaliknya seorang utusan Swedia membantu menegosiasikan pembebasannya.

Mr Sigley mengatakan dalam pernyataan aslinya bahwa ia berharap untuk kembali ke "kehidupan normal".

KEYWORD :

Pelajar Australia Korea Utara




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :