Rabu, 08/05/2024 18:33 WIB

Rusia Tak Terima Perlakuan terhadap Iran

Moskow tidak menerima apa pun yang sedang dilakukan terhadap Iran saat ini.

Presiden Rusia Vladimir Putin (Foto: Mikhail Metzel/TASS )

Moskow, Jurnas.com - Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan, Moskow tidak menerima apa pun yang sedang dilakukan terhadap Iran saat ini.

Ia kembali menekankan pentingnya melestarikan perjanjian nuklir multilateral yang ditandatangani antara Iran dan negara adidaya pada tahun 2015.

"Kami tidak mendukung apa pun yang dilakukan terhadap Iran," kata Putin dalam pertemuan dengan kepala kantor berita internasional di sela Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF) pada Kamis (6/6).

Ia menambahkan, Iran sudah sepenuhnya memenuhi komitmennya di bawah perjanjian nuklir, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif (JCPOA), dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

"Dari sudut pandang kendali atas program nuklirnya, Iran saat ini adalah negara yang paling dapat diverifikasi di dunia. Ini bukan omong kosong; ini adalah apa yang sudah dilaporkan IAEA," kata Putin.

Ia menunjuk beberapa inspeksi yang dilakukan badan nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke situs-situs nuklir Iran dan mengatakan IAEA belum menemukan satu pelanggaran seperti yang dicapai di bawah JCPOA.

Iran dan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB - Amerika Serikat (AS), Prancis, Inggris, Rusia dan China- ditambah Jerman menandatangani perjanjian nuklir pada 14 Juli 2015 dan mulai menerapkannya pada 16 Januari 2016.

Di bawah JCPOA, Iran berjanji membatasi program nuklirnya dengan imbalan penghapusan sanksi nuklir yang dikenakan terhadap Teheran.

Namun, Presiden AS Donald Trump menarik negaranya keluar dari JCPOA pada Mei 2018 dan menerapkan kembali sanksi keras terhadap Iran yang menuai kritikan dunia.

Iran kemudian menanggapi dengan menangguhkan beberapa komitmennya di bawah kesepakatan itu, di antaranya berhenti mengekspor kelebihan uranium dan air berat.

Meski demikian, dalam laporan triwulanan pada tanggal 31 Mei, IAEA mengatakan peningkatan stok bahan nuklir utama Iran masih dalam batas yang ditentukan oleh JCPOA.

Menanggapi pernyataan baru-baru ini Presiden Prancis, Emmanuel Macron yang menuduh Teheran melakukan upaya mengembangkan senjata nuklir, Putin membuat garis batas antara program nuklir dan rudal Iran.

"Ya, seseorang mungkin khawatir dengan program rudal Iran. Tapi itu masalah yang berbeda," kata Putin.

Sebelumnya, Kamis (6/6), Presiden AS Donald Trump dan presiden Prancis mengatakan Paris dan Washington keduanya ingin menghentikan upaya Teheran mendapatkan senjata nuklir.

Ia mengatakan, pembicaraan saat ini baru fokus pada pengekangan program rudal balistiknya dan masalah-masalah lainnya.

Macron mencatat empat prioritas umum AS dan Prancis dalam menyikapi perilaku Iran, di antaranya mencegah Iran mendapatkan senjata nuklir, mengurangi aktivitas balistik Iran, memuat aktivitas regional Iran dan membangun perdamaian di kawasan tersebut.

KEYWORD :

Iran Kesepakatan Nuklir Uni Eropa Amerika Serikat Rusia




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :