Jum'at, 26/04/2024 16:45 WIB

Mendes PDTT Ajak Tiru Semangat Kepahlawanan untuk Membangun Desa

Film Sultan Agung garapan Hanung Bramantyo ini mengupas perjuangan salah satu tokoh sejarah, juga tokoh kebudayaan. Sultan Agung dari Kerajaan Mataram berani melawan pengusaha VOC saat sebelum penjajahan.

Nonton bareng film Sultan Agung

Jakarta - Kisah perjuangan, kepahlawanan, dan cinta negara selalu heroik untuk diceritakan hingga difilmkan. Kisah kepahlawanan Sultan Agung "Tahta, Perjuangan, Cinta" menginspirasi Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sadjojo untuk mengajak keluarga besar Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) nonton bareng (nobar) di Sabtu siang yang cerah.

Mengenakan pakaian santai, lebih nyentrik dari biasanya, bersama sang istri Riri Sandjojo, mereka berdua kompak mengenakan jeans dan kemeja putih, kembar.

Tampak mesra, keduanya bergandengan tangan, saat memasuki bioskop di bilangan Kuningan Jakarta itu.

Menteri Eko mengatakan, nonton bareng ini bisa menggugah jiwa dan menginspirasi dalam mengisi kemerdekaan yang sudah didapat dari hasil perjuangan para pahlawan terdahulu dan mengambil pelajaran dari sosok Sultan Agung.

"Kita bisa belajar dari sosok Sultan Agung bahwa kemauan baik harus diperjuangkan. Tidak ada yang free. Dalam hidup aspeknya banyak, kegigihan dan leadership itu penting. Sultan juga punya wisdom. Perjuangan kita di Kemendes PDTT yaitu mengentaskan kemiskinan dan kebodohan. Karena harus berjuang ke desa-desa, mudahan lebih terinspirasi setelah menonton film ini," katanya sesaat setelah keluar dari bioskop usai nobar film Sultan Agung di Epicentrum, Jakarta, Sabtu (1/9).

Dia menambahkan, bangsa yang besar tidak akan melupakan jasa para pahlawannya untuk mewujudkan kemerdekaan. Kita bisa menikmati nonton tanpa diskrimisnasi, anak sekolah tanpa hambatan, semua ini tidak akan terjadi kalau masih dijajah.

"Di alam merdeka ini tidak ada alasan lagi untuk tidak berbuat memajukan bangsa negara. Kita perlu melihat film ini, kita lihat perjuangan Sultan Agung, sisi pribadinya, sisi cintanya. Terima kasih ibu (Mooryati Soedibyo) atas karyanya kita bisa belajar untuk mengisi kemerdekaan ini agar menjadi negara adil makmur sejahtera. Beliau ini (Mooryati Soedibyo) umurnya sudah 91 tahun tapi energinya seperti umur 19 tahun dan beliau masih bisa berkarya menciptakan film sejarah yang bagus ini," pujinya.

Dalam kesempatan sama, penggagas dan produser film Sultan Agung BRA Mooryati Soedibyo, menyatakan terima kasih dan kebahagiaannya yang besar kepada Menteri Eko atas perhatiannya yang besar kepada masyarakat perdesaan.

"Ini adalah satu tontonan dan tuntutan untuk masa muda, yang maju dengan pengetahuan melalui digital online. Perjuangan kita belum selesai, kita sudah memperingati kemandirian 17 Agustus. Kesempatan kita banyak, kemajuan harus kita ikuti. Pesan-pesan yang diajarkan pendahulu, kita teruskan dengan cara kemajuan yang sesuai," terangnya.

Film Sultan Agung garapan Hanung Bramantyo ini mengupas perjuangan salah satu tokoh sejarah, juga tokoh kebudayaan. Sultan Agung dari Kerajaan Mataram berani melawan pengusaha VOC saat sebelum penjajahan. Dia juga menyatukan kerajaan yang terpecah belah dari Madura, Surabaya, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat hingga Batavia.

Kisah heroik ditambah sentuhan emosional sedikit romansa memacu adrenalin para penonton dari keluarga besar Kemendes PDTT ini. Di akhir acara, diadakan kuis atas dukungan juga dari BNI yang menambah semarak suasana.

KEYWORD :

Info Kemendes Mendes PDTT Sultan Agung




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :