Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, dr. Erika, Sp,JP. FIHA menuturkan pengalamannya merawat pasien Covid-19, yang memiliki penyakit bawaan (komorbid).
Hal itu ditegaskan oleh Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, dr.Siti Nadia Tarmizi dalam webinar `Vaksin Covid-19: Tak Kenal Maka Tak Kebal-Komorbid Bolehkah?` pada Kamis (14/1).
Menurut Ketua Umum Peraboi, dr. Walta Gautama, SpB(K)Onk, dengan dibukanya kesempatan vaksinasi bagi kelompok komorbid dimana salah satunya adalah penyintas kanker yang sudah lebih dari tiga bulan, maka mereka akan terlindungi dari risiko gejala berat bila terinfeksi Covid-19.
Isoman menjadi solusi bagi pasien yang tidak memiliki penyakit penyerta (komorbid) atau masih dalam kondisi bergejala ringan di tengah keterbatasan ketersediaan rumah sakit (RS) untuk pasien Covid-19.
Ketua Pengurus Pusat PERABOI, dr. Walta Gautama, SpB(K)Onk mengatakan vaksinasi massal bagi pasien kanker ini merupakan salah satu upaya PERABOI, agar pasien kanker diprioritaskan mendapatkan vaksinasi Covid-19.
Walta menjelaskan pada dasarnya jika berada dalam kondisi fit, pasien kanker tidak berbeda dari pasien umum. Sebab vaksinasi bertujuan untuk membangkitkan imunitas pasien terhadap virus Covid-19.
Nah, uji klinis Moderna menunjukkan, vaksin ini bisa sangat memberikan manfaat bagi orang yang punya komorbid berat juga, penyakit paru, jantung, obesitas, diabetes, liver dan infeksi HIV, selain mereka yang autoimun.
Untuk yang komorbid tertentu, dengan adanya vaksin Moderna dan Pfizer yang relatif lebih bisa diterima tentunya atas rekomendasi dari teman-teman sejawat dari organisasi profesi.
Walaupun sebagian besar omicron gejalanya lebih ringan bahkan tanpa gejalan tetapi sangat serius jika menginfeksi kelompok tertentu seperti lansia, komorbid, dan anak-anak.
Pemerintah akan menekan angka kematian dengan memberikan respon perawatan yang lebih cepat kepada kelompok yang memiliki komorbid