Perangkat baru, yang diuji pada hewan, dapat menangkap 3,5 kali lebih banyak sel sirkulasi kanker (CTC) daripada tes darah tradisional dan biopsi, meningkatkan akurasi dan efisiensi pengobatan.
Teknologi ini merupakan metode untuk memetakan reseptor kritis pada sel kanker, berdasarkan gambar biopsi pasien kanker payudara.
Teknologi robotik untuk penanganan gangguan prostat kini dapat dilakukan di Indonesia.