Itu terjadi sehari setelah Kementerian Kesehatan Jepang mengatakan sedang menyelidiki kematian dua pria yang menerima suntikan dari vaksin Moderna yang tercemar, meskipun penyebab kematian mereka tidak diketahui.
Jepang, yang sebelumnya mengandalkan vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna, menyetujui vaksin AstraZeneca pada bulan Juli dan telah mendapatkan 2 juta dosis.
Mereka yang memenuhi syarat harus diinokulasi penuh dengan salah satu vaksin COVID-19 yang disetujui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang meliputi AstraZeneca, Johnson & Johnson, Moderna, Pfizer-BioNTech, Sinopharm, dan Sinovac.
Penangguhan vaksin yang memengaruhi lebih dari 2,6 juta secara total, terjadi saat Jepang memerangi gelombang terburuk Covid-19 akibat varian Delta yang menular, dengan infeksi harian baru melebihi 25.000 bulan ini untuk pertama kalinya di tengah perlambatan peluncuran vaksin.
Pemerintah Vietnam dikabarkan menerima 210.000 vaksin Covid-19 AstraZeneca dan 40.800 vaksin Moderna yang diberikan oleh Republik Ceko.
FDA sedang mempertimbangkan suntikan booster vaksin Pfizer-BioNTech, tetapi sejauh ini hanya diperbolehkan bagi orang dengan sistem kekebalan yang lemah untuk menerima dosis ketiga dari suntikan Modern atau Pfizer.
Prefektur Kanagawa mengatakan pada Selasa (31/8) beberapa partikel hitam dalam satu botol vaksin moderna ditemukan setelah memeriksa zat asing sebelum digunakan, dan sisanya telah ditunda.
Pfizer-BioNTech telah menyerahkan data yang diperlukan tentang suntikan booster ke Food and Drug Administration (FDA), Moderna belum menyelesaikan prosesnya.
Untuk yang komorbid tertentu, dengan adanya vaksin Moderna dan Pfizer yang relatif lebih bisa diterima tentunya atas rekomendasi dari teman-teman sejawat dari organisasi profesi.
Sejauh ini, Jepang telah menyetujui vaksin COVID-19 Pfizer/BioNTech, Moderna dan AstraZeneca, meskipun yang terakhir diberikan secara terbatas.