Dalam pidato Tahun Baru 2019, May optimistis Inggris akan bergerak maju jika parlemen mendukung perjanjian Brexit.
Para pemimpin perguruan tinggi Inggris memperingatkan pemerintah terkait dampak Brexit, jika negara tersebut meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan resmi.
May memperingatkan parlemen, bahwa jika kesepakatan Brexit ditolak, maka negara kerajaan itu akan berada di wilayah yang tak terpetakan.
Perdana Menteri Inggris Theresa May menderita kekalahan parlemen pertamanya pada 2019 ketika amandemen RUU keuangan yang memiliki dukungan lintas partai disahkan oleh 303 menjadi 296 suara.
Anggota parlemen Inggris menolak perjanjian penarikan Uni Eropa oleh Perdana Menteri Mei setelah 432 dari mereka memberikan suara menentangnya.
Dalam hasil akhir, May hanya memperoleh total 202 suara. Sementara 432 anggota dewan menolak rancangan Brexit yang diusungnya.
Inggris terancam akan meninggalkan Uni Eropa pada 29 Maret tanpa kesepakatan, kecuali para anggota parlemen dapat memaksa penundaan atau melakukan tindakan bersama tepat waktu, dan membuat rencana alternatif yang juga disetujui oleh Brussels.
Investor juga menunggu untuk mendengar "Rencana B" Perdana Menteri Theresa May untuk Brexit yang akan disampaikan kepada parlemen pada Senin (21/1) waktu setempat.
Pernyataan ini menyusul gejolak antara parlemen dan pemerintahan Theresa May yang belum kunjung sepakat terkait Brexit.
Menurut Barley, May telah melewatkan kesempatan untuk menggalang dukungan atas kesepakatan Brexit yang disetujui bersama Uni Eropa.